Gus Ulil bersama JIL pernah mengkritik MUI yang dianggapnya telah memonopoli penafsiran Islam di Indonesia.
Sebab MUI pernah menyatakan bahwa pluralisme, liberalisme, dan sekularisme adalah ideologi sesat yang dibantah oleh Gus Ulil.
Menurut Gus Ulil, penafsiran agama yang bertentangan dengan demokrasi berpotensi merusak pemikiran Islam.
Pada 2012, muncul komunitas Indonesia Tanpa JIL yang mendapat dukungan dari Felix Siauw, Fauzi Baadilla, hingga Arie Untung.
Kendati begitu, tidak ada informasi yang menyebut JIL telah bubar atau dibubarkan.
Selain Ketua Lakpesdam PBNU, Gus Ulil bekerja sebagai staf peneliti di Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Jakarta.
Gus Ulil juga sempat berkarier di bidang politik dengan menjadi Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengurus Pusat Partai Demokrat 2009-2010.
4. Kontroversi Ulil Abshar Abdalla

Telah disebutkan sebelumnya bahwa pemikiran Ulil Abshar Abdalla bersama Jaringan Islam Liberal mendapat banyak kritik, terutama dari Front Pembela Islam (FPI) yang saat ini sudah dibubarkan.
Gus Ulil sampai mendapatkan bom surat atau bom buku di Komunitas Utan Kayu pada 2011. Bom itu meledak dan melukai seorang perwira polisi.
Baca Juga: Ketua PBNU Panen Kritik Usai Sebut Penolak Tambang Wahabisme: yang Nggak Sejalan Dicap Wahabi
Lalu pada 2003, sekelompok ulama dari Forum Ulama Umat Islam sampai mengeluarkan fatwa kematian Gus Ulil.
Fatwa itu dikeluarkan setelah Gus Ulil menulis artikel "Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam" yang terbit di Kompas dan dianggap menyimpang.
Gus Ulil juga menjadi sorotan ketika menolak keputusan pemerintah yang membatasi aktivitas Ahmadiyah menyebarkan ajaran mereka.
Menurut Gus Ulil, larangan tersebut melanggar hak kebebasan beragama dan bertentangan dengan prinsip hukum.
Kini Gus Ulil kembali dihadapkan dengan kritik publik terhadap pernyataannya tentang tambang. Bagaimana pendapatmu?
Kontributor : Neressa Prahastiwi