Secara hukum, Yunani sebenarnya memiliki kewajiban untuk menindaklanjuti perintah tersebut karena merupakan anggota ICC.
Namun, banyak pengamat menilai kecil kemungkinan Yunani akan menangkap atau menahan Netanyahu.
Hal ini disebabkan oleh pertimbangan politis, terutama mengingat kedekatan hubungan diplomatik kedua negara.
Pernyataan pemerintah Yunani sebelumnya juga mengindikasikan sikap berhati-hati terhadap isu tersebut.
Juru bicara pemerintah Yunani, Pavlos Marinakis, dalam konferensi pers pada tahun lalu menyatakan bahwa keputusan ICC tidak membantu menyelesaikan konflik, dan menyiratkan bahwa Israel adalah pihak yang menjadi korban, bukan pelaku.
"Keputusan seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah apa pun," ujar Marinakis saat itu.
![Di mana keberadaaan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu saat ini? [Instagram/@b.netanyahu]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/17/54010-perdana-menteri-israel-benyamin-netanyahu-instagramatbnetanyahu.jpg)
Ia menambahkan bahwa menyamakan Israel dengan negara-negara agresor lainnya adalah sebuah kesalahan, karena dalam banyak kasus, Israel justru menjadi target dari serangan teroris.
Dengan pernyataan tersebut, sikap pemerintah Yunani tampaknya cenderung mendukung Israel, setidaknya dalam konteks diplomatik.
Maka tak mengherankan jika Yunani dipandang sebagai tempat perlindungan yang aman bagi Netanyahu dalam kondisi genting seperti sekarang.
Baca Juga: Rudal Hipersonik Iran Gagal Dicegah Israel: Kota Haifa Hancur, Korban Berjatuhan
Meski begitu, hingga saat ini belum ada pernyataan terbuka dari Yunani terkait keberadaan Netanyahu, ataupun sikap resminya terhadap surat perintah ICC.
Dunia Internasional pun terus memantau pergerakan politik ini, sambil menanti apakah akan ada konsekuensi hukum atau justru langkah kompromistis lainnya dari negara-negara yang berkepentingan.