Persaingan antara poros Riyadh (Sunni) dan poros Teheran (Syiah) membuat setiap resolusi atau tindakan bersama menjadi hampir mustahil. Konflik Iran-Israel dengan demikian tidak hanya menjadi perang antar negara, tetapi juga menjadi arena proksi bagi persaingan sektarian yang lebih luas.
Negara-negara Muslim di luar Timur Tengah, termasuk Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, juga merasakan dampaknya.
Pemerintah dan masyarakat dihadapkan pada narasi yang saling bertentangan. Di satu sisi adalah seruan solidaritas Islam universal untuk Palestina yang digemakan Iran, dan di sisi lain adalah realitas geopolitik di mana negara-negara Arab utama justru lebih khawatir terhadap agenda ekspansionis Iran.
Kebingungan ini berpotensi memecah belah opini publik dan mempersulit formulasi kebijakan luar negeri yang konsisten. Ketika Iran melancarkan serangan balasan ke Israel, negara-negara seperti Yordania dan Arab Saudi dilaporkan turut mencegat beberapa drone dan rudal, sebuah tindakan yang menggarisbawahi aliansi keamanan de-facto mereka melawan Iran.