Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung buka suara soal terjadinya aksi penjambretan yang menimpa seorang wartawati berinisial W (28) di depan Balai Kota Jakarta pada Kamis 19 Juni 2025 malam.
Ia menyayangkan adanya tindakan kriminal di wilayah ring 1 Jakarta.
Karena itu, Gubernur Pramono berjanji akan melakukan pembenahan dari sisi keamanan agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.
"Ya tentunya kalau terjadi, apalagi ini di Ring 1, terjadi penjambretan maka ini akan kami lakukan perbaikan," ujar Pramono di kawasan Silang Monas sisi Barat, Jakarta Pusat, Minggu 22 Juni 2025.
Pramono mengaku baru mengetahui insiden penjambretan tersebut.
Namun, ia memastikan akan memanggil dinas terkait untuk segera menertibkan dan mengamankan area strategis di sekitar pusat pemerintahan Jakarta itu.
"Saya terus terang baru mendengar ini, tetapi kalau memang benar-benar di depan Balai Kota, saya akan panggil secara khusus dinas terkait untuk menertibkan itu," katanya.
Sebelumnya, video detik-detik penjambretan tersebut sempat viral di media sosial.
Dalam rekaman, terlihat korban berusaha mengejar pelaku, namun tak berhasil menangkapnya.
Baca Juga: Berhasil Ditangkap, Ini Tampang Pelaku Penjambretan Ibu dari Desainer Didiet
Korban diketahui baru saja menyelesaikan tugas liputan di kawasan JiExpo Kemayoran sebelum insiden terjadi. Ia telah melaporkan kejadian itu ke Polsek Metro Gambir.
Pelaku penjambretan diketahui mengendarai sepeda motor matic. Dari pelaporan korban, pelaku diketahui mengenakan jaket hoodie berwarna biru serta helm hitam.
Korban belakangan diketahui telah membuat pelaporan di kantor polisi terdekat.
Pelaporan peristiwa penjambretan tersebut dilakukan di Kantor Polsek Gambir, laporan pengaduan resmi tercatat dengan nomor -232/K/VI/2025/SEK GBR.
Akibat penjambretan tersebut, korban diketahui mengalami kerugian materiil sebesar Rp 5 juta.
Secara terpisah, Kapolsek Gambir Kompol Rezeki Respati membenarkan pihaknya telah menerima laporan dan sedang melakukan penyelidikan.
“Untuk perkara tersebut masih dalam penyelidikan Polsek Gambir dibantu Satreskrim Polres Jakarta Pusat,” ujar Respati.
Polisi kini tengah mengumpulkan bukti dan keterangan guna mengidentifikasi serta menangkap pelaku penjambretan.
Sebelumnya, video detik-detik penjambretan tersebut sempat viral di media sosial. Dalam rekaman, terlihat korban berusaha mengejar pelaku, namun tak berhasil menangkapnya.
Korban diketahui baru saja menyelesaikan tugas liputan di kawasan JiExpo Kemayoran sebelum insiden terjadi. Ia telah melaporkan kejadian itu ke Polsek Metro Gambir.
Dalam laporan korban, insiden penjambretan itu terjadi sekira pukul 21.50 WIB.
Saat itu, ia hendak pulang ke rumahnya. Sembari menunggu angkutan umum di halte Balai Kota DKI Jakarta, korban duduk mengunakan handphone Xiaomi 12 Lite miliknya untuk membuat berita hasil peliputan.
"Aku dan wartawan Balkot (Balai Kota) lainnya turun dari Hiace di halte depan Balaikota. Terus anak-anak lain pada pulang masing-masing, sisa aku dan temanku yang juga wartawan," katanya kepada awak media lainnya.
"Kami mau beresin garapan (hasil liputan) dulu sebelum balik (pulang) karena sisa dikit lagi," katanya.
Namun, seketika itu, datang seorang laki-laki tak dikenal memakai hoodie warna biru dan helm warna hitam mengendarai motor matic langsung merampas handphone milik korban.
"Tiba-tiba, cuma selang beberapa menit aku ngeluarin hape tiba-tiba ada yang menyambar (jambret) handphoneku," ujarnya.
Pelaku kemudian melesat begitu saja.
Korban yang sadar dengan aksi perampasan tersebut sempat berlari mengejar pelaku. Namun sayang, pelaku langsung kabur menggunakan motornya, sedangkan korban terlihat berlari berdasarkan pantauan CCTV yang beredar.
"Aku langsung sadar kalau hp ku kena jambret, langsung aku kejar sambil teriak 'maling', 'maling'," ujarnya.
Handphone tersebut diketahui, dibelinya seharga Rp 5 juta. Korban juga sempat mengidentifikasi pakaian pelaku saat melakukan aksi jambret.
"Pelaku sendiri, pakai motor matic. Aku lihat dia hoodie biru, helm hitam," ucapnya.
Kejadian itu juga sempat terekam kamera pengawas CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian.
"CCTV cuma ada 1, di depan pintu masuk aja. Di halte nggak ada CCTV-nya, padahal itu tempat di depan kantor Gubernur yang harusnya keamanannya pasti lebih baik dibanding lokasi lain," katanya.
Belakangan, ia merasa ironi, lantaran banyak petugas keamanan internal yang berjaga di Balaikota DKI Jakarta mengetahui bahwa di kawasan tersebut tergolong rawanan aksi penjambretan.
Namun persoalan tersebut ternyata belum ada penanganan yang ketat, hingga akhirnya kembali menelan korban.
"Ternyata mereka pun tau tempat itu rawan, tapi kenapa nggak dipasang CCTV untuk antisipasi hal kayak gini," ungkapnya.