Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tidak memiliki pengaruh jangka panjang terhadap pola hujan di Indonesia.
Hal ini disampaikan BMKG di tengah kekhawatiran publik soal cuaca yang tak menentu meski telah memasuki pertengahan tahun.
Intervensi terhadap awan melalui teknologi itu hanya bersifat sementara dan dilakukan berdasarkan kondisi cuaca harian.
Hal tersebut ditegaskan Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, merespons berbagai asumsi yang berkembang bahwa penyemaian awan yang dilakukan beberapa bulan lalu masih memberi efek hingga Juni–Juli ini.
"Pengaruh OMC lebih ke skala waktu harian, karena OMC hanya melakukan intervensi cuaca dalam wilayah tertentu berdasarkan parameter-parameter cuaca yang ada di hari tersebut," kata Seto kepada Suara.com, dihubungi Kamis (3/7/2025).
Seto menjelaskan bahwa OMC tidak dirancang untuk mengubah pola iklim atau distribusi hujan secara musiman.
Teknologi itu dimanfaatkan dalam kondisi tertentu, seperti untuk mencegah banjir, menambah pasokan air, atau mengendalikan kebakaran hutan. Namun, dampaknya bersifat langsung dan tidak berlangsung lama.
"Sehingga, dampak dari OMC tidak berpengaruh untuk skala waktu yang lebih panjang," katanya.
OMC merupakan operasi modifikasi cuaca dengan cara menaburkan zat kimia Natrium Klorida (NaCl) ke atas awan tertentu. Bahan itu disebar ke atmosfer melalui pesawat.
Baca Juga: Upaya Asia Membangun Ketahanan Iklim di Tengah Tantangan Pemanasan Global
Tujuannya bisa berbeda-beda tergantung kebutuhan di lapangan, baik mempercepat hujan sebelum awan mencapai daerah rawan banjir, maupun menambah curah hujan di wilayah kering.
Sepanjang Maret 2025, operasi itu dilakukan secara intensif di kawasan Jabodetabek, Jawa Barat, hingga sebagian wilayah Banten, menyusul tingginya potensi banjir akibat curah hujan ekstrem. Dalam pelaksanaannya, BMKG bekerja sama dengan BNPB dan TNI AU untuk menjalankan misi penyemaian awan dari udara.
BMKG berperan dalam menentukan kapan dan di mana pesawat harus terbang, jenis bahan kimia yang digunakan, serta memastikan setiap tindakan berbasis pada analisis atmosfer terkini. Hal itu untuk memastikan bahwa penyemaian dilakukan pada waktu dan lokasi yang paling optimal, sehingga potensi hujan dapat dikendalikan secara efektif.