Suara.com - Pemerintah kian selektif menganalisis pemutakhiran data penerima bantuan sosial (bansos). Selain yang terindikasi bermain judi online atau judol, Kementerian Sosial juga akan menelusuri rekening-rekening penerima bansos dengan saldo tak wajar yang mencapai jutaan rupiah.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menyampaikan kalau pihaknya telah meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk lakukan analisis menyeluruh terhadap 28 juta rekening penerima bansos.
"Setelah diizinkan presiden itu saya ke PPATK. Kami serahkan semua 28 juta rekening yang pernah menerima bansos dari Kementerian Sosial," kata Gus Ipul kepada Suara.com saat dihubungi, Senin (7/7/2025).
Temuan sementara dari PPATK batu terungkap kalau ada sekitar 550 ribu rekening yang terlibat aktivitas judol.
Gus Ipul menyampaikan kalau pihaknya tidak hanya ingin menelusuri penerima bansos yang terlibat judol. Tetapi juga perlu ditelusuri mengenai jumlah saldo tak wajar di rekening penerima bansos.
"Ini baru judol aja loh ya. Belum yang mungkin (saldo) rekeningnya di atas 10 juta atau 5 juta. Itu kan udah tinggi, udah gak butuh bansos itu. Itu belum (dianalisis)," imbuh Gus Ipul.
Dia juga heran dengan adanya masyarakat yang bisa selalu mendapatkan bansos selama lebih dari 5 tahun sampai 10 tahun. Karena bila selalu dapat bantuan dari pemerintah sampai satu dekade itu, apakah masyarakat tersebut memang tak mampu sejahtera secara mandiri.
"Coba 10 tahun dapet bansos, kan aneh.
Maka itu setiap 3 bulan akan kita perbaiki (data penerima bansos). Biarin aja orang dikocokkan, akhirnya dapet, gak dapet, Karena udah terlalu lama," ucap Gus Ipul.
Oleh karena itu, data penerkma bansos kini akan diperbarui setiap tiga bulan sekali melalui Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Baca Juga: Legislator PDIP Soroti Dugaan Bank Persulit Pencairan Bansos: Sejak 2018, Masalah Masih Berulang
"Dulu gak gitu, dulu data setahun, udah dia akan dapat bansos satu tahun. Sekarang kita per tiga bulan (data diperbarui)," ucapnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Analisis dan Pemeriksaan PPATK, Danang Tri Hartono, mengungkapkan bahwa ada ribuan rekening penerima bansos yang terdeteksi dormant atau tidak aktif selama bertahun-tahun.
Temuan ini memperkuat dugaan bahwa sejumlah rekening bansos tak digunakan sebagaimana mestinya, bahkan sebagian dimanfaatkan untuk aktivitas judi online.
Hal itu baru diketahui pemerintah saat ini lantaran PPATK sendiri baru tahun ini mengidentifikasi fenomena rekening bansos yang dormant.
Dalam proses itu, terungkap bahwa banyak rekening tidak dipakai selama lebih dari lima tahun, padahal dana bansos sudah disalurkan ke rekening tersebut atas nama penerima manfaat.