Gugatan Keluarga Juliana Marins: Babak Baru Kasus Kematian di Rinjani dan Respons Indonesia

Selasa, 08 Juli 2025 | 18:35 WIB
Gugatan Keluarga Juliana Marins: Babak Baru Kasus Kematian di Rinjani dan Respons Indonesia
Mendiang Juliana Marins bersama orangtuanya [Instagram]

Suara.com - Kasus kematian tragis pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani pada Juni 2025 terus bergulir dan memasuki babak baru. Pihak keluarga, didampingi oleh lembaga pemerintah Brasil, berencana menempuh jalur hukum internasional karena menduga adanya kelalaian dari otoritas Indonesia.

Perkembangan ini tidak hanya menjadi sorotan media, tetapi juga memicu respons serius dari pemerintah Indonesia.

Dugaan Kelalaian dan Langkah Hukum Brasil

Pemicu utama rencana gugatan ini adalah dugaan kelalaian dalam penanganan insiden dan proses evakuasi.

Kantor Pembela Umum Federal Brasil (DPU) secara resmi telah meminta Kepolisian Federal Brasil untuk membuka penyelidikan mendalam terkait keadaan kematian Juliana.

Jika dari penyelidikan ditemukan adanya indikasi pelanggaran atau kelalaian, DPU tidak akan ragu membawa kasus ini ke forum internasional seperti Komisi Antar-Amerika untuk Hak Asasi Manusia (IACHR)

Langkah konkret lainnya yang telah diambil adalah pelaksanaan autopsi kedua terhadap jenazah Juliana setibanya di Brasil.

Pihak DPU menyatakan bahwa autopsi pertama yang dilakukan di Indonesia tidak memberikan informasi konklusif, terutama mengenai waktu pasti kematian korban.

Petugas memindahkan peti jenazah pendaki Gunung Rinjani Juliana Marins ke dalam mobil jenazah di Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara, Denpasar, Bali, Senin (30/6/2025). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/bar]
Petugas memindahkan peti jenazah pendaki Gunung Rinjani Juliana Marins ke dalam mobil jenazah di Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara, Denpasar, Bali, Senin (30/6/2025). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/bar]

Seorang perwakilan DPU, Taisa Bittencourt, menegaskan posisi mereka.

Baca Juga: Momen Prabowo Hadiri KTT BRICS di Brasil

"Kami sedang menunggu laporan yang disusun oleh otoritas Indonesia. Setelah laporan itu diterima, kami akan menentukan langkah hukum berikutnya," ujar Taisa.

Respons Pemerintah dan Otoritas Indonesia

Pemerintah Indonesia menanggapi serius ancaman gugatan ini.

Sejumlah pejabat tinggi telah memberikan pernyataan untuk mengklarifikasi posisi Indonesia dan langkah-langkah yang telah diambil.

Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, mengklarifikasi bahwa inisiatif gugatan ini bukan berasal dari pemerintah Brasil secara langsung.

"Gugatan itu diajukan dari pihak keluarga dan melalui badan non-governmental organization. Bukan dari pemerintah," kata Budi pada 7 Juli 2025.

Ia juga menambahkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah membahas kasus ini dengan Presiden Brasil untuk menjaga hubungan baik antar kedua negara.

Dari sisi teknis evakuasi, Kepala Basarnas Marsekal Madya Mohammad Syafii menyatakan pihaknya telah bekerja sesuai prosedur.

"Saya rasa Basarnas akan menyampaikan sesuai porsi Basarnas. Basarnas melaksanakan tugas kemanusiaan diawali sejak informasi diberikan sampai korban bisa dievakuasi," tegas Syafii.

Ia mengakui adanya kendala cuaca dan medan berat yang membuat proses evakuasi memakan waktu empat hari.

Juliana Marins pendaki Brasil meninggal di Gunung Rinjani. (dokumen keluarga/via BBC)
Juliana Marins pendaki Brasil meninggal di Gunung Rinjani. (dokumen keluarga/via BBC)

Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, juga angkat bicara dan meminta pemerintah untuk mempersiapkan diri.

"Pemerintah kita harus mengikuti perkembangan kasus ini dengan baik dan hati-hati. Indonesia harus bersiap menghadapi gugatan yang akan diajukan. Perlu dipersiapkan bukti dan fakta terkait musibah itu," ujar Saleh.

Potensi Dampak dan Masa Depan Kasus

Kasus ini menjadi preseden penting mengenai tanggung jawab keselamatan dalam pariwisata alam di Indonesia.

Meskipun pemerintah menganggapnya sebagai kecelakaan murni, desakan dari pihak Brasil untuk penyelidikan lebih lanjut menempatkan standar operasional prosedur (SOP) pendakian dan penyelamatan di Indonesia di bawah sorotan internasional.

Hasil dari autopsi kedua dan penyelidikan oleh Kepolisian Federal Brasil akan menjadi faktor penentu apakah kasus ini akan benar-benar dibawa ke forum hukum internasional.

Apapun hasilnya, insiden Juliana Marins menjadi pengingat krusial akan pentingnya peningkatan standar keamanan dan keselamatan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI