Trump pada pekan ini mengenakan tarif impor 32 persen ke Indonesia.

Saleh mengatakan bahwa tarif impor ini bisa memukul industri-industri yang selama ini mengekspor produk mereka ke Amerika Serikat.
Saleh menerangkan, ada beberapa sektor industri yang terdampak kebijakan Trump ini, antara lain tekstil dan produk tekstil (TPT), elektronik, alas kaki dan perikanan.
Industri-industri ini adalah yang selama ini menjadikan AS menjadi tujuan ekspor utama.
Saleh menjabarkan AS adalah salah satu tujuan utama ekspor Indonesia.
Data BPS menunjukkan bahwa di 2024 nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai 28,18 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 9,27 persen jika dibandingkan dengan ekspor di 2023. Kontribusinya pun cukup signifikan, yaitu mencapai 9,65 persen dari total ekspor Indonesia ke dunia.
Sebagai solusi, ia menyarankan Pemerintah Presiden Prabowo Subianto mengedepankan diplomasi dengan lebih gencar lagi.
Pemerintah juga perlu memberikan insentif atau bantuan kepada industri dalam negeri yang terdampak untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul.
Selain itu perlu menyusun strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasar AS dengan melakukan diversifikasi pasar ekspor.
Baca Juga: Risiko PHK Mengancam Akibat Perang Tarif Trump ke Indonesia
Pemerintah perlu mulai melakukan penjajakan dengan pasar-pasar nontradisional, seperti negara-negara di kawasan Afrika, Eropa Timur, Timur Tengah, Amerika Selatan, dan Asia Selatan.