Suara.com - Profil Laksamana TNI (Purn) Yudo Margono dan perjalanan kariernya di militer menarik untuk dikulik. Pasalnya dia baru saja didapuk menjadi Ketua Umum (Ketum) Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut (PPAL) setelah melalui proses serah terima jabatan di Wisma Elang Laut (WEL) Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025).
Dilansir website resmi PPAL, Yudo menggantikan Ketua PPAL sebelumnya yakni Laksamana TNI (Purn) Siwi Sukma Adji. Dengan demikian, jabatan Ketua Paguyuban Istri Purnawirawan Angkatan Laut (PIPAL) pun dijabat oleh Vero Yudo Margono.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali yang hadir dalam acara pelantikan tersebut dalam sambutannya mengatakan bahwa Pergantian Ketua Umum PPAL dan Ketua PIPAL merupakan suatu amanah agar organisasi mampu mengikuti perkembangan zaman dan membawa kesejahteraan bagi para purnawirawan serta warakawuri melalui regenerasi kepemimpinan.
Lebih lanjut dikatakan Kasal bahwa PPAL dan PIPAL memiliki sejarah perjalanan yang panjang dalam upaya mempererat ikatan silaturahmi setelah purna tugas dan sebagai wadah aspirasi. Sejak awal berdirinya, organisasi ini tidak bergerak dalam bidang politik dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun, hal ini mencerminkan komitmen kuat terhadap profesionalisme dan independensi organisasi.
Profil dan Karier Yudo Margono
Yudo memiliki karier yang cukup moncer di dunia kemiliteran. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mencatatkan sejarah baru saat dilantik Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai Panglima TNI pada Desember 2022. Sejak 2014, Yudo Margono merupakan Panglima TNI pertama yang berasal dari angkatan laut. Sebelumnya jabatan tersebut diemban oleh Andika Perkasa yang berasal dari angkatan darat.
Setelah pensiun dari jabatan tertinggi TNI itu, Yudo sekarang menjabat sebagai Komisaris Utama salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT. Hutama Karya (Persero). Ia ditunjuk menjadi Komut Hutama Karya oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada Februari 2024 silam.
Yudo yang lahir di Madiun, Jawa Timur, pada tahun 1965 tersebut, merupakan anak seorang petani. Usai lulus dari Akademi Angkatan Laut (AAL) ke-33 pada 1988, karier militernya terus melejit.
Pada awal karier militernya, Yudo mengikuti sederet pendidikan militer sejak tahun 1900-an. Seperti Kursus Koordinasi Bantuan Tembakan (Korbantem) (1989), Kursus Perencanaan Operasi Amphibi (1990), Kursus Pariksa (1992), Pendidikan Spesialisasi Perwira (Dikspespa)/Kom Angkatan 6 (1992-1993), Pendidikan Lanjutan Perwira (Diklapa) ll/Koum Angkatan 11 (1997-1998), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) A-40 (2003), Sesko TNI A-38 (2011), dan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Rl PPRA A-52 (2014).
Baca Juga: Erick Thohir Usul Dividen dari BUMN Perum untuk Pendapatan Negara
Selama berkarier di dunia militer, ada 19 jabatan yang pernah diembannya sejak 1988. Di antaranya menjadi komandan di delapan tempat yang berbeda. Setelah lulus dari Akademi Angkatan Laut, Yudo mengawali kariernya di kapal perang. Saat itu, Yudo Margono dipercaya menjadi Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332 (1988), Kadep Ops KRI Ki Hajar Dewantara 364.
Kariernya terus merangkak naik, Yudo dipercaya menjadi Komandan KRI Pandrong 801, Komandan KRI Sutanto 877, Komandan KRI Ahmad Yani 351, Komandan Lanal Tual (2004-2008), Komandan Lanal Sorong (2008-2010). Kemudian pada 2010, dirinya menjabat Komandan Satkat Koarmatim. Ia kemudian ditunjuk menjadi Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) pada (2017-2018).
Dengan kinerjanya yang baik, Yudo kembali ditunjuk sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, yang merupakan komando utama operasi Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (2019-2020).
Saat menjabat sebagai Pangkogabwilhan I dengan pangkat bintang tiga atau laksamana madya, Yudo mampu meredam ketegangan di wilayah Natuna, Kepulauan Riau, karena adanya pelanggaran oleh kapal nelayan China pada 2020.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni