Selama menempuh studi, Laura aktif sebagai Sekretaris Komunitas Peradilan Semu (KPS) Fakultas Hukum UMSU Periode 2023–2024.
Ia juga menjadi saksi hidup dari penerapan nilai toleransi antarumat beragama, bukan hanya dalam bentuk ucapan, tapi dalam aktivitas sehari-hari kampus.
Di UMSU, Laura bukan sekadar belajar di ruang kelas. Ia juga merasakan langsung pengalaman lintas iman, salah satunya ketika mengikuti program wakaf Al-Quran saat Ramadan 2024.
“Ini bukan hanya pengalaman lintas iman, tapi pelajaran tentang kebersamaan, toleransi, dan kemanusiaan. Yang paling dikenang bukan pencapaian, tapi kebaikan yang tertinggal saat kita pergi,” ujarnya.
Sebagai lulusan terbaik, Laura juga mengisahkan awal mula memilih UMSU karena akreditasi kampus tersebut yang telah unggul secara nasional.
Pesan dari guru SMA-nya juga menjadi motivasi agar ia tidak “downgrade” dalam memilih universitas.
Orang tua Laura sempat khawatir akan perlakuan diskriminatif terhadap anaknya yang Kristen. Namun, Laura berhasil membuktikan bahwa kampus Muhammadiyah juga menjadi tempat belajar dan berkembang bagi semua golongan.
“Pak, aku enggak dikucilkan. Aku diterima di sini. Bapak saya mulai memahami bahwa di sini tidak ada ruang untuk diskriminasi,” kata Laura.
Kisahnya menjadi simbol keberhasilan UMSU dalam menjadikan nilai-nilai pendidikan Islam yang inklusif sebagai pilar utama. Komitmen itu membuka ruang dialog, saling menghargai, dan kerja sama lintas iman yang membangun generasi masa depan penuh toleransi.