Suara.com - Setelah purna tugas sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2014-2024, Joko Widodo memilih kembali ke kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah.
Keputusan ini tak pelak membawa sorotan publik kembali pada kehidupan pribadi dan aset keluarga, salah satunya Graha Saba Buana.
Gedung serbaguna megah ini, yang tak hanya menjadi sumber pemasukan, kini juga menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting, termasuk rencana kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo.
Graha Saba Buana, yang disebut-sebut sebagai salah satu pilar ekonomi keluarga Jokowi, memang kerap disewakan untuk beragam acara.
Kita masih ingat, gedung inilah yang menjadi lokasi pernikahan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, dengan Selvi Ananda pada 2015 silam.
Menariknya, pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono pada akhir 2022 justru memilih lokasi berbeda, menunjukkan dinamika tersendiri dalam penggunaan aset keluarga ini.
Namun, di balik perannya sebagai sumber pemasukan, Graha Saba Buana menyimpan banyak cerita menarik yang patut diketahui:
Hadiah Cinta untuk Iriana
Kisah romantis di balik pembangunan Graha Saba Buana mungkin belum banyak yang tahu. Gedung ini ternyata merupakan hadiah istimewa dari Jokowi untuk sang istri, Iriana, pada perayaan ulang tahunnya di tahun 2002.
Baca Juga: Hilirisasi Nikel Jokowi Dikuliti Bivitri Susanti: Cuma Untungkan Segelintir Orang?
Berdasarkan narasi yang beredar, gedung ini dibangun karena Jokowi bermaksud agar Iriana memiliki kegiatan lain terutama saat sang kepala keluarga bertugas.
Karena itulah, Jokowi yang saat itu masih fokus sebagai pengusaha mebel membangun Graha Saba Buana.
Pusat Acara Terkemuka di Jantung Kota Solo
Graha Saba Buana bukanlah gedung biasa. Dengan lahan seluas 4.000 meter persegi dan kapasitas mencapai 2.000 pengunjung, serta area parkir yang sanggup menampung 300 mobil, gedung ini memang dirancang untuk acara berskala besar.
Lokasinya pun sangat strategis, hanya sekitar 200 meter dari kediaman pribadi Jokowi di Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo.
Tak heran, posisinya yang mudah dijangkau dan fasilitasnya yang lengkap menjadikannya salah satu pilihan utama untuk berbagai perhelatan, mulai dari pernikahan hingga, bisa jadi, kongres politik besar seperti yang direncanakan PSI.
Filosofi Nama yang Sarat Makna
Ada keunikan di balik penamaan Graha Saba Buana. Konon, "Buana" dipilih bukan tanpa alasan. Nama tersebut merujuk pada sebutan "Ibu" dan "Ana", di mana "Ana" merupakan panggilan akrab untuk Iriana.
Penamaan ini semakin menguatkan ikatan emosional dan personal antara gedung ini dengan keluarga Jokowi, khususnya Ibu Negara.
Paduan Klasik dan Fungsionalitas Modern
Selain lokasi dan kapasitasnya, Graha Saba Buana juga unggul dalam fasilitas dan desain. Gedung ini dilengkapi dengan ruang rias dan panggung hiburan yang memadai, membuatnya fleksibel untuk berbagai jenis acara, termasuk wisuda atau konser kecil.
Desain interiornya mengusung gaya Jawa klasik, kaya akan ornamen kayu dan ukiran-ukiran cantik yang memancarkan kehangatan dan kemewahan tradisional.
Lampu gantung berukuran besar di tengah ruangan menjadi salah satu daya tarik visual utama yang menambah kesan megah.
Keistimewaan untuk Warga Sekitar
Salah satu fakta unik yang beredar adalah adanya kebijakan diskon khusus bagi tetangga yang ingin menyewa Graha Saba Buana.
Konon katanya, pengelola gedung alias keluarga Jokowi bisa memberikan diskon khusus untuk tetangga yang hendak mengadakan acara di Graha Saba Buana.
Bahkan diskonnya disebut-sebut bisa mencapai 20 persen. sebuah kebijakan yang menunjukkan kedekatan dan kepedulian keluarga Jokowi terhadap komunitas sekitar.
Tak hanya itu, gedung ini juga terafiliasi dengan usaha katering Chili Pari Catering yang didirikan oleh Gibran Rakabuming Raka, semakin memperkuat ekosistem bisnis keluarga yang terintegrasi.
Dengan segala keunikan dan fasilitasnya, tak mengherankan jika Graha Saba Buana terus menjadi pilihan menarik bagi masyarakat Solo.
Dan kini, dengan potensi menjadi lokasi kongres PSI, gedung ini kembali menunjukkan perannya sebagai pusat aktivitas penting, baik dalam ranah sosial, budaya, maupun politik.