Suara.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memastikan penambahan rombongan belajar (rombel) di sejumlah sekolah akan diimbangi dengan peningkatan fasilitas penunjang kenyamanan belajar, salah satunya berupa pemasangan pendingin ruangan (AC) di ruang kelas yang diisi lebih dari 40 siswa.
Hal itu disampaikan Dedi di Gedung Pakuan, Bandung, Senin (15/7/2025). Ia menyebut, sejauh ini telah terpasang sebanyak 150 unit AC, dari total target 800 unit yang akan dipenuhi dalam minggu ini.
“Hari ini kita juga support AC. Dua hari ini sudah 150 AC dipasang dari target 800 yang akan dipasang. Target minggu ini seluruh ruangan selesai dipasangi AC, khususnya kelas yang jumlah siswanya di atas 40 orang akan dipasang dua unit AC,” ujar Dedi.
Kebijakan ini diambil menyusul pelaksanaan program Pencegahan Anak Putus Sekolah (PPAS) yang berdampak pada meningkatnya jumlah siswa per kelas di sejumlah sekolah.

Program tersebut mendorong penambahan rombel dan peningkatan daya tampung siswa, termasuk di SMAN 1 Bandung yang menambah kapasitas rombel dari 36 menjadi 44 orang per kelas.
Dedi menegaskan bahwa pengadaan AC tidak sepenuhnya menggunakan anggaran pemerintah. Sejumlah unit didanai oleh pihak swasta dan donatur, termasuk pengusaha Joshua Sirait yang menyumbangkan Rp1 miliar untuk pengadaan AC di sekolah-sekolah.
“Sejauh ini sudah hampir Rp8 miliar biayanya. Kalau kerja dengan saya tidak terbatas dengan APBD. Selama bisa disediakan dan dibantu, pasti dibantu,” katanya.
Pemasangan AC difokuskan pada sekolah-sekolah di wilayah Subang, Majalengka, Sumedang, Karawang, dan Bekasi, yang memiliki jumlah siswa per kelas cukup tinggi serta kondisi iklim yang lebih panas dibanding wilayah lain.
Sebelumnya, Dedi juga menyatakan siap membantu pengadaan meja dan kursi bagi sekolah-sekolah yang mengalami kekurangan akibat penambahan rombel, termasuk di SMAN 1 Bandung yang melaporkan kekurangan 88 unit kursi dan meja.
Baca Juga: Hotman Paris Desak Kang Dedi Mulyadi Copot Direksi RSUD Linggajati Terkait Kasus Bayi Meninggal
Ia menyebut tidak akan menunggu proses alokasi dari APBD dan siap membeli langsung sarana tersebut dari dana pribadinya.
“Kursi tidak perlu menunggu APBD, saya akan bantu langsung. Kursi mah dibeliin sama saya aja,” ucap Dedi.
Fasilitas ini diharapkan dapat menunjang kenyamanan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, khususnya pada ruang-ruang kelas dengan kapasitas yang lebih padat dari biasanya.
“Kami ingin anak-anak belajar dalam kondisi yang nyaman. Kalau jumlah siswa bertambah, maka fasilitasnya pun harus ditingkatkan,” ujar Dedi.
Antara