5 Misi Kemanusiaan dan Tugas Sensitif Arya Daru Sebelum Wafat Secara Misterius

Tasmalinda Suara.Com
Selasa, 15 Juli 2025 | 11:01 WIB
5 Misi Kemanusiaan dan Tugas Sensitif Arya Daru Sebelum Wafat Secara Misterius
Staf Kemlu Arya Daru Pangayunan. [ Foto istimewa]

Suara.com - Di balik kematian misterius diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, tersimpan sederet tugas berat dan misi kemanusiaan yang ia emban semasa hidup.

Sosok Arya dikenal bukan hanya sebagai birokrat biasa, melainkan pejuang kemanusiaan yang berhadapan langsung dengan krisis global dan ancaman nyata.

Berikut 5 misi penting dan tugas berisiko tinggi yang pernah dijalankan Arya Daru, sebagaimana dirangkum dari berbagai keterangan resmi:

1. Menangani Perlindungan WNI di Kawasan Rawan Konflik

Arya ditugaskan di Subdit 3 Direktorat PWNI, yang menangani perlindungan Warga Negara Indonesia di luar Asia Tenggara dan Timur Tengah—wilayah yang kerap tidak terjangkau media, namun memiliki tantangan besar.

Ia bekerja untuk memastikan keselamatan WNI di kawasan rawan, termasuk Afrika, Eropa Timur, hingga Amerika Selatan.

2. Terlibat dalam Evakuasi WNI Korban Gempa di Turki

Arya adalah bagian dari tim yang berperan dalam evakuasi WNI pasca-gempa Turki, salah satu bencana besar yang menimbulkan korban massal. Ia bekerja bersama tim Kemenlu untuk mengevakuasi, memulihkan dokumen, hingga memulangkan korban selamat ke Indonesia.

3. Misi Pemulangan WNI dari Iran

Baca Juga: Usut Kematian Misterius Arya Daru Diplomat Kemlu, Polisi Pakai Metode Scientific Investigation

Saat ketegangan politik meningkat di Iran, Arya ikut dalam upaya diplomatik dan logistik memulangkan warga negara Indonesia dari wilayah tersebut.

Misi ini penuh risiko karena melibatkan negosiasi dengan otoritas lokal dan situasi keamanan yang dinamis.

4. Terlibat dalam Penanganan Kasus TPPO (Perdagangan Orang)

Keterangan dari Komjen Pol (Purn.) Ito Sumardi mengungkap bahwa Arya juga aktif menangani kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Tugas ini tergolong berbahaya karena menyentuh sindikat internasional yang kerap mengancam keselamatan para penegak hukum dan diplomat.

5. Pernah Bertugas di Myanmar Saat Konflik Memanas

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI