Kriminolog UI: Kondisi TKP Patahkan Teori Pembunuhan Diplomat Arya Daru

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Rabu, 23 Juli 2025 | 20:43 WIB
Kriminolog UI: Kondisi TKP Patahkan Teori Pembunuhan Diplomat Arya Daru
Kriminolog UI Adrianus Meliala menyatakan teori pembunuhan terhadap diplomat Arya Daru Pangayunan patah oleh kondisi TKP.

Suara.com - Di tengah kompleksitas investigasi kematian diplomat muda, Arya Daru Pangayunan, satu elemen krusial terus menjadi pusat teka-teki yang menggugat logika dasar kriminologi: lakban yang membungkus kepala korban.

Bagi Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, benda ini bukan sekadar barang bukti, melainkan sebuah anomali fatal yang secara bersamaan mementahkan teori pembunuhan terhadap Arya.

Dalam kasus ini, lakban menjadi bab pembuka yang paling membingungkan. Menurut Adrianus, metode ini sangat tidak lazim dan menjadi keunikan paling khas yang membedakan kasus ini dari yang lain.

"Dalam hal ini maka keunikan yang paling khas adalah lebih kepada soal apa bahwa korban itu terbungkus kepalanya, tertutup kepalanya dengan lakban. Ya, hal ini amat tidak biasa ya," ujar Adrianus dikutip dari Youtube Intens Investigasi.

Pertanyaan fundamental yang ia ajukan adalah, apa makna dari lakban tersebut? Apakah itu signature seorang pembunuh berdarah dingin, atau sebuah metode bunuh diri yang ganjil?

"Apakah itu memang suatu indikasi pembunuhan atau indikasi bunuh diri. Nah, di situlah lalu kelihatannya masalahnya ya," tegasnya, menyorot titik pusat dilema investigasi.

Jika lakban itu adalah ulah seorang pembunuh, maka teori ini langsung berhadapan dengan fakta TKP yang "terlalu bersih".

Adrianus secara sistematis memaparkan mengapa skenario adanya orang ketiga menjadi sangat lemah.

"Jadi kalau itu adalah indikasi pembunuhan, maka banyak fakta-fakta lain yang memperlihatkan bahwa tidak ada orang lain yang masuk dan keluar setelah yang bersangkutan itu masuk kembali setelah membuang sampah ya sampai kemudian diketemukan meninggal oleh penjaga wisma ya," jelasnya.

Baca Juga: Sampai Dibahas Densu, Pelaku Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Tulang Bawang Ditangkap

Dengan kata lain, tidak ada jejak penyusup. Tidak ada tanda-tanda masuk paksa. TKP seolah steril dari kehadiran orang lain.

"Artinya dalam hal ini tidak ada orang yang membunuh ya," simpul Adrianus dengan tegas berdasarkan bukti fisik di lokasi. Logika TKP telah membangun sebuah benteng yang sulit ditembus oleh teori pembunuhan.

Ketika pintu skenario pembunuhan tertutup, logika akan beralih ke bunuh diri. Namun, di sinilah anomali kedua yang tak kalah kuat muncul.

Menurut Adrianus, korban sama sekali tidak menunjukkan profil psikologis seseorang yang berada di ambang keputusan fatal.

"Tapi teori pembunuhan kan juga lalu menjadi diperdebatkan, menjadi kontroversial karena yang bersangkutan tidak menunjukkan gejala perilaku ataupun perasaan yang sesuai dengan orang-orang yang akan mengambil satu keputusan fatal," paparnya.

Biasanya, individu yang akan bunuh diri menunjukkan tanda-tanda seperti kebingungan, perenungan mendalam, menarik diri, atau meninggalkan pesan tersirat. Jejak-jejak psikologis ini sama sekali tidak ditemukan pada diri Arya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI