"Jadi biasanya kalau orangnya mau bunuh diri itu lalu seperti bingung, merenung, tidak tahu harus berbuat apa, lalu menulis sesuatu yang menyiratkan bahwa dia akan pergi gitu ya. Nampaknya ini tidak ada nampaknya ya," ungkap Adrianus.
Absennya "surat wasiat" psikologis ini membuat teori bunuh diri menjadi sama rapuhnya dengan teori pembunuhan.
"Dengan kata lain teori pembunuhan menjadi kurang kuat ya," tutupnya.