4 Alasan Kenapa Edi Horeg Dijuluki Thomas Alva Dunia Sound Indonesia

Tasmalinda Suara.Com
Senin, 28 Juli 2025 | 22:55 WIB
4 Alasan Kenapa Edi Horeg Dijuluki Thomas Alva Dunia Sound Indonesia
Edi Sound, MaestroSound Horeg dari Jatim

Suara.com - Di balik setiap dentuman bass yang mampu menggetarkan tanah dan merontokkan genteng, ada sebuah kisah perjuangan yang jarang terungkap dari sound horeg.

Edi Santoso, atau yang lebih dikenal sebagai Edi Horeg, bukanlah sosok yang lahir dengan kekayaan berlimpah.

Ia adalah bukti nyata bahwa dedikasi gila-gilaan dan keringat bisa mengubah nasib.

Sebelum namanya menjadi sinonim dengan "sound horeg" dan dijuluki "Thomas Alva Edi dari Malang", ia meniti jalan yang terjal.

Ini adalah empat fakta perjuangan luar biasa di balik sang raja sound system Indonesia.

1. Modal Awal dari Keringat Sebagai TKI di Malaysia

Kerajaan Brewog Audio tidak dibangun dari warisan atau pinjaman bank.

Fondasinya dibangun dari ringgit demi ringgit yang dikumpulkan Edi saat bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

Jauh dari kemewahan, ia hidup prihatin dan menabung dengan satu tujuan: membeli komponen sound system impiannya.

Baca Juga: 8 Fakta Edi Sound Horeg Viral: Dijuluki Thomas Alva Edisound, Pendapatan Miliaran Rupiah?

Setiap komponen yang ia beli adalah representasi dari ribuan jam kerja keras di negeri orang. Ini adalah modal paling murni: modal dari tekad dan pengorbanan.

2. Riset Gila: Begadang Seminggu Demi Bass Sempurna

Ini adalah cerita yang telah menjadi legenda di kalangan pecinta audio. Untuk menemukan karakter suara "horeg" yang menjadi ciri khasnya, Edi tidak mengikuti buku manual atau tutorial YouTube.

Ia melakukan riset ekstrem. Dikisahkan, ia rela tidak tidur selama seminggu penuh, hanya untuk berada di depan mixer dan crossover, menyetel frekuensi, dan mendengarkan setiap detail suara hingga menemukan formula bass yang mampu menggetarkan dada.

Pengorbanan kesehatan dan waktu tidur ini adalah harga yang ia bayar untuk sebuah inovasi.

3. Membangun dari Bawah, Ditolak dan Diremehkan

Saat pertama kali kembali ke Indonesia dan memulai usahanya, Edi tidak langsung diterima. Konsep sound system dengan bass super dominan miliknya dianggap aneh dan berlebihan oleh sebagian kalangan.

Namun, ia tidak menyerah. Ia terus berkeliling dari panggung ke panggung, dari karnaval ke karnaval, membuktikan bahwa "suara aneh" miliknya mampu menciptakan atmosfer yang tidak bisa disaingi oleh sound system konvensional.

Penolakan di awal justru menjadi bahan bakar yang memacunya untuk menjadi lebih besar.

4. Inovator Autodidak yang "Melawan" Aturan

Edi Horeg bukanlah seorang insinyur audio dengan gelar akademis. Ia adalah seorang praktisi autodidak yang belajar dari pengalaman, trial-and-error, dan intuisi.

Ia berani "melawan" aturan-aturan baku dalam dunia audio untuk menciptakan sesuatu yang baru. Keberaniannya untuk bereksperimen dengan frekuensi rendah yang ekstrem inilah yang akhirnya tidak hanya melahirkan Brewog Audio, tetapi juga sebuah genre dan budaya baru di dunia persoundan Indonesia.

ini lah empat fakta perjuangan luar biasa di balik sang raja sound system Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI