Blokir Rekening dari PPATK Mulai Makan Korban, Ada Pasien Tak Bisa Bayar Operasi

Rabu, 30 Juli 2025 | 19:05 WIB
Blokir Rekening dari PPATK Mulai Makan Korban, Ada Pasien Tak Bisa Bayar Operasi
Blokir Rekening dari PPATK Mulai Makan Korban, Ada Pasien Tak Bisa Bayar Operasi. [TikTok]

Suara.com - Sebuah curahan hati dari seorang warganet dengan akun @/puputtttvnla viral di media sosial. Ia menjadi korban pemblokiran rekening bank.

Pemblokiran tersebut terkait dengan aturan baru dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Hal ini membuatnya tak bisa mengakses dana yang sangat dibutuhkan untuk keperluan operasi.

Puput si pemilik akun mengungkapkan kepanikan dan kekecewaannya karena uang yang diduga senilai Rp 28 juta tidak dapat ditarik. Padahal dana tersebut bersifat mendesak untuk biaya pengobatan.

Dalam curhatannya, ia menumpahkan amarah pada kebijakan yang dianggapnya tidak memikirkan dampak jangka panjang bagi masyarakat kecil. Baginya, aturan ini terasa sangat meresahkan dan menyusahkan.

"PPATK meresahkan dan menyusahkan rakyat tidak berpikir jangka panjang," tulisnya dikutip pada Rabu, 30 Juli 2025.

Puput pun memberikan sebuah perumpamaan tragis untuk menggambarkan betapa krusialnya situasi yang sedang ia hadapi. Di mana nyawa bisa menjadi taruhannya akibat kebijakan tersebut.

"Bayangin keluarga lu mau operasi duit di rekening semua tapi malah nggak bisa ditarik," lanjutnya.

ilustrasi rekening dormant (Pexels/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi rekening dormant (Pexels/Towfiqu barbhuiya)

Rasa frustrasinya memuncak hingga Puput melontarkan kalimat pedas, menyamakan situasi ini dengan dibunuh oleh negara. Ia juga menyarankan agar pemerintah lebih fokus memblokir situs-situs terlarang daripada rekening milik rakyat.

"Ini definisi dibunuh oleh negara sendiri. Daripada menahan uang rakyat mendingan situs judul yang diblokir bukan rekening rakyat," tegasnya.

Baca Juga: Hotman Paris Ngamuk! Sebut Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Langgar HAM: Negara Tidak Berhak

Unggahan ini sontak memicu simpati dan kemarahan dari warganet lain. Banyak yang merasa kebijakan pemblokiran rekening karena tidak aktif selama tiga bulan sangat tidak berpihak pada rakyat, terutama mereka yang tidak memiliki pemasukan tetap.

"PPATK menyusahkan rakyat sekali anda," komentar akun @yae****.

Seorang warganet lain mengaku terkejut bahwa isu pemblokiran ini ternyata benar-benar terjadi dan sudah memakan korban. "Sudah ada korbannya, kukira cuma isu," ucap @yul****.

Kritik lain juga datang menyoroti logika di balik kebijakan tersebut, yang seolah tidak memahami kondisi ekonomi sebagian masyarakat.

"Dikira, semua orang bisa terus ada uang buat isi saldo? Kalau nggak ada uang, nggak bisa isi saldo. Heran, kok nggak kasihan, kok nggak mikir," timpal @isi****.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI