Siapa Sebenarnya Marsma Fajar Adriyanto? Ini Profil 'Red Wolf' yang Gugur di Ciampea

Tasmalinda Suara.Com
Senin, 04 Agustus 2025 | 14:06 WIB
Siapa Sebenarnya Marsma Fajar Adriyanto? Ini Profil 'Red Wolf' yang Gugur di Ciampea
Marsma Fajar Adriyanto

Suara.com - Bangsa Indonesia kehilangan salah satu elang penjaga terbaiknya. Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto, penerbang tempur legendaris dengan call sign "Red Wolf", telah terbang untuk selamanya.

Gugur dalam insiden pesawat latih di Ciampea, Bogor, pada Minggu (3/8/2025), kepergiannya meninggalkan jejak pengabdian cemerlang yang tak akan lekang oleh waktu.

Bagi generasi milenial dan anak muda yang terbiasa melihat aksi pilot jagoan di layar lebar, kisah Marsma Fajar adalah bukti nyata bahwa pahlawan udara Indonesia tak kalah hebat.

Perjalanan kariernya adalah sebuah narasi inspiratif tentang bagaimana seorang anak bangsa mengukir prestasi tertinggi di angkasa.

Momen Heroik di Langit Bawean yang Menggetarkan Dunia

Jauh sebelum pangkat bintang satu tersemat di pundaknya, nama "Red Wolf" sudah lebih dulu mengudara dan disegani.

Lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992 ini ditempa di Skadron Udara 3, Lanud Iswahjudi, Madiun yang merupakan kawah candradimuka para pilot jet tempur F-16 Fighting Falcon.

Ia bukan sekadar perwira, melainkan simbol keberanian, kecerdasan, dan dedikasi total pada Ibu Pertiwi.

Puncak keberaniannya yang paling dikenang terjadi pada 3 Juli 2003 dalam "Insiden Bawean".

Baca Juga: Kronologi Jatuhnya Pesawat Latih yang Merenggut Nyawa Marsma TNI Fajar Adriyanto

Kala itu, Kapten Fajar "Red Wolf" Adriyanto bersama rekannya, Kapten Ian, mendapat tugas mencegat lima jet tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang melintas tanpa izin di atas Pulau Bawean.

Dalam situasi genting di udara, Fajar dan timnya tak gentar.

Mereka melakukan manuver dogfight (pertempuran udara jarak dekat) yang menegangkan, bahkan berhasil mengunci radar F-16 mereka ke pesawat tempur AS.

"Salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003," kata Kadispen AU, Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, mengenang jasa almarhum.

Aksi heroik ini bukan sekadar unjuk gigi.

Peristiwa tersebut menjadi pesan tegas kepada dunia bahwa kedaulatan udara Indonesia adalah harga mati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI