CEK FAKTA: Iran Gelar Sayembara Bunuh Trump dan Netanyahu?

Denada S Putri Suara.Com
Kamis, 07 Agustus 2025 | 20:50 WIB
CEK FAKTA: Iran Gelar Sayembara Bunuh Trump dan Netanyahu?
Potret Donald Trump dan Netanyahu. [Ist]

Suara.com - Sayembara untuk membunuh Donald Trump dan Netanyahu beredar.

Informasi itu tersebar di media sosial (Medsos) Facebook.

Akun Facebook bernama "Sar Tono" memposting video dengan klaim tersebut pada Selasa, 15 Juli 2025.

Terdapat narasi diberikan pengunggah, berikut keterangannya:

RESMI !!! IRAN MEMBUAT SAYEMBARA SENILAI 184,9 MILIAR, UNTUK YANG BISA MEMBUNUH DONALD TRUMP DAN BENJAMIN NETANYAHU."

Hingga Kamis, 7 Agustus 2025, unggahan tersebut telah disukai hampir 500 akun dan dibagikan ulang 20 kali. 

Melansir dari TurnBackHoax.id, tim pemeriksa fakta mencari video tentang sayembara Iran di kanal YouTube “Durasi IDN”. Hasilnya, tidak ada video yang membahas narasi tersebut. 

CEK FAKTA, Iran Gelar Sayembara Bunuh Trump dan Netanyahu. [TurnBackHoax.id]
CEK FAKTA, Iran Gelar Sayembara Bunuh Trump dan Netanyahu. [TurnBackHoax.id]

Tim pemeriksa fakta kemudian memasukkan kata kunci “Iran offers millions for whoever kills donald trump and netanyahu” ke mesin pencari Google.

Hasilnya mengarah ke beberapa artikel, yaitu:

Baca Juga: CEK FAKTA: Klaim Indonesia Terapkan Wamil Gegara Perang Dunia ke-3

aljazeera.com “Iranian MP puts $3m bounty on President Donald Trump’s head” tayang pada Selasa, 21 Januari 2020.

Dalam artikel tersebut, tertulis Ahmad Hamzeh, anggota parlemen Iran, menawarkan 3 juta dolar untuk kepala Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, setelah AS membunuh Qassem Soleimani.

Sayembara ini ditawarkan tiga tahun sebelum eskalasi konflik Israel–Palestina. 

newsweek.com “Iran Fatwa Fundraiser to Kill Donald Trump Raises Over $40 Million” tayang pada Minggu, 10 Juli 2025.

Melansir dari berita ini, sayembara Iran pada 2025 terkait Donald Trump dikeluarkan oleh ulama senior Iran, Naser Makarem Shirazi.

Berdasarkan dua artikel berita tersebut, tidak ditemukan sayembara untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI