Ia ditemukan dengan luka lebam dan sayatan di kedua tangan, kaki, dan punggung sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
3. Dianiaya oleh 20 Senior, Termasuk Perwira
Penganiayaan yang dialami Prada Lucky diduga bukanlah tindakan spontan satu orang, melainkan aksi kekerasan massal yang terorganisir.
Menurut informasi yang beredar, sedikitnya 20 prajurit senior terlibat dalam penyiksaan ini.
Yang lebih mengejutkan, salah satu terduga pelaku adalah seorang perwira berpangkat Letnan Dua (Letda).
Keterlibatan seorang perwira menunjukkan betapa seriusnya pelanggaran disiplin dan pengawasan di dalam batalyon tersebut.
Para pelaku dilaporkan menggunakan selang dan tangan kosong untuk menyiksa korban.
4. Jeritan Sang Ayah: "Hukum Mati Biar Tak Ada Lucky yang Lain!"
Ayah Prada Lucky, Sersan Mayor (Serma) Kristian Namo, adalah seorang prajurit TNI aktif.
Baca Juga: Detik-detik Terakhir Putranya Koma, Ibunda Prada Lucky Ungkap Sederet Fakta Mengerikan!
Sebagai seorang ayah dan rekan seperjuangan, hatinya hancur melihat putranya tewas di tangan sesama prajurit.
Amarahnya memuncak saat ia menuntut keadilan tertinggi bagi para pelaku.
Tuntutannya yang keras mencerminkan rasa sakit yang tak terhingga:
"Saya tuntut keadilan, kalau bisa semua dihukum mati biar tidak ada Lucky-Lucky yang lain... Hukuman cuma dua buat [pelaku], hukuman mati dan pecat!"
Teriakan di video yang kini viral menjadi simbol perlawanan terhadap budaya kekerasan yang telah merenggut nyawa putranya.
5. 4 Pelaku Ditahan, Penyelidikan Polisi Militer Berjalan