Gibran Temui Try Sutrisno, Golkar Bilang Kini Isu Pemakzulan Sudah Usang dan Tak Relevan

Kamis, 14 Agustus 2025 | 07:30 WIB
Gibran Temui Try Sutrisno, Golkar Bilang Kini Isu Pemakzulan Sudah Usang dan Tak Relevan
Wapres Gibran sowan ke kediaman Try Sutrisno. (Instagram)

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham menanggapi pertemuan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka dengan Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno.

Ia menilai silaturahmi antar tokoh bangsa adalah kebutuhan dan keniscayaan, terlebih bagi negara sebesar Indonesia yang majemuk.

“Ya saya kira begini. Jadi ini kan, kalau kita mengikuti cara berpikir dan prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh presiden kita, bahwa kita ini adalah keluarga besar," kata Idrus kepada wartawan, Rabu (13/8/2025).

"Jangan lupa, pidato pertama presiden terpilih ketika itu bulan Mei sudah mengingatkan kita bahwa Indonesia ini adalah rumah besar dan kita ini adalah penghuni rumah itu. Oleh karena itu, mari kita merawat bangsa ini,” dia menambahkan.

Menurutnya, bangsa Indonesia menganut nilai kegotongroyongan dan kebersamaan yang harus dijaga.

Idrus menegaskan silaturahmi, baik dalam bentuk safari politik maupun pertemuan informal, adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.

“Apapun namanya, mau silaturahmi politik, safari politik, atau pertemuan, adalah sebuah keniscayaan,” ujarnya.

Menurut dia, pertemuan antar tokoh dapat menghilangkan kemungkinan adanya kecurigaan maupun penafsiran politik yang keliru.

Idrus menilai interaksi semacam itu justru menguntungkan bangsa karena mampu meminimalkan potensi fitnah politik.

Baca Juga: 7 Momen Saat Ruang Sidang DPRD Pati Jatuh ke Tangan Rakyat, Kursi Ketua Jadi Sandera?

“Sekarang ini banyak tukang olah juga, jadi pertemuan seperti itu justru harus kita dorong,” tuturnya.

Menanggapi pertanyaan soal isu pemakzulan yang sempat mengemuka, Idrus menilai hal tersebut sudah usang dan tidak relevan lagi dibicarakan.

Menurutnya, komunikasi antara Gibran dan Try Sutrinso menunjukkan hubungan antar tokoh nasional berjalan harmonis.

“Kalau tokoh pasti bicara masalah bangsa. Kalau bicara tentang bangsa berarti diuji komitmennya tentang Indonesia masa depan,” ujarnya.

Idrus menegaskan, jika para elite politik masih terjebak dalam saling curiga dan fitnah, maka akan memicu disharmoni dan mengganggu integrasi bangsa.

Ia menegaskan, sebagai tokoh, hal itu tidak boleh terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI