Suara.com - Perayaan Hari Ulang Tahun atau HUT Republik Indonesia (RI) selalu menjadi momen yang penuh semangat dan kebersamaan di seluruh penjuru negeri.
Setelah melaksanakan upacara pengibaran bendera di sekolah, kantor, maupun di lingkungan rumah, seluruh warga Indonesia kompak merayakan hari kemerdekaan dengan berbagai perlombaan yang menarik.
Menariknya, suasana meriah ini ternyata bukanlah hal yang umum terjadi di negara lain, bahkan menjadi kejutan bagi warga asing yang tinggal di Indonesia.
Wakil Menteri (Wamen) Ekonomi Kreatif, Irene Umar, mengungkapkan bahwa perayaan 17 Agustus di Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan negara lain, bahkan membuat para ekspatriat yang tinggal di Indonesia tercengang.
Irene mengatakan bahwa Indonesia menjadi satu-satunya negara yang merayakan hari kemerdekaan hingga ke lingkup lingkungan terkecil seperti RT, RW, gang, bahkan apartemen.
“Indonesia adalah satu-satunya negara yang perayaan HUT RI 17 Agustusan itu sampai ke level RT, RW, apartemen, ya masing-masing gang lah ya,” kata Irene Umar dikutip dari YouTube Infipop pada Senin, 18 Agustus 2025.
“Kita masih kecil itu bangun pagi-pagi kan? untuk apa? lomba makan kerupuk, lomba kelereng, dan sampai sekarang itu juga,” imbuhnya menyambung.
Menariknya, perayaan 17 Agustus ini bahkan mengundang keheranan dari warga asing atau ekspatriat yang tinggal di Indonesia.
Baca Juga: Sherly Tjoanda Gubernur Maluku Utara Kibarkan Bendera di Bawah Laut
Menurut Irene, para sahabatnya yang merupakan warga negara asing tak menyangka bahwa euforia perayaan 17 Agustus di Indonesia dilakukan dengan sangat meriah.
Bahkan meski tinggal di apartemen, seluruh warga diharapkan mengikuti lomba untuk memeriahkan suasana hari kemerdekaan.
Upacara Pengibaran Bendera HUT RI ke-80

“Sampai teman-teman aku yang ekspat datang ke sini ‘oh my God, I can’t believe this’ di Indonesia, sampai ke apartemen aja aku dikejar-kejar terus ini kapan daftar (lomba)” ujar Irene.
Irene menyebut bahwa kebanyakan negara lain hanya merayakan hari kemerdekaan secara formal atau bahkan hanya sebagai hari libur biasa.
“Di negaranya mereka cuma libur doang. Paling cuma satu yang terpusat (adakan perayaan) tapi enggak sampai ke kampung-kampung,” katanya.
Sementara itu, Indonesia justru kerap mengadakan lomba-lomba yang unik dan selalu berhasil menghibur masyarakat.
“Di kita, lihat aja di TikTok itu lucu banget, bapak-bapak pakai daster, main volly,” ujar Irene.
Namun di balik rasa nasionalisme itu, muncul pula suara-suara kritis dari masyarakat yang merasa bahwa euforia kemerdekaan tidak selalu dibarengi dengan perhatian nyata dari pemerintah.
Beberapa netizen menanggapi pernyataan Irene dengan komentar yang menyoroti kesenjangan antara semangat rakyat dan sikap pemerintah terhadap kesejahteraan warganya.
“Indikasi bahwa rakyat masih mencintai negeri ini, tapi sayangnya pemerintah tidak mencintai rakyatnya,” kat akun @Derma***
"Itu tanda-tanda rakyat cinta sama negaranya, tapi seolah enggak dianggap apa-apa rasa cinta mereka oleh para pemangku kebijakan. Mereka hanya memikirkan diri sendiri, tidak memikirkan nasib rakyatnya” komentar akun @notm***
“WNI ini sangat amat cinta dengan negaranya. Masyarakatnya rela gotong royong iuran buat acara. Pemerintahnya yang justru pakai anggaran,” kata akun @endy***
“Sudahh dibilang. Kitaa ini cintaa negara, tapi tidak dengan pemerintahnya,” ujar akun @edel***
“Negara kita suka banget pesta soalnya, ada duit gak ada duit yang penting kumpul, wkkwkw,” komentar akun @natv***
Kontributor : Rizka Utami