Pengangguran di Sulawesi Selatan Hidup Sejahtera? Ini Data BPS

Muhammad Yunus Suara.Com
Selasa, 19 Agustus 2025 | 14:28 WIB
Pengangguran di Sulawesi Selatan Hidup Sejahtera? Ini Data BPS
Kepala BPS Sulsel, Aryanto [SuaraSulsel.id/Lorensia Clara]

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulawesi Selatan memang mengalami kenaikan.

Namun, hal itu tidak serta-merta berbanding lurus dengan angka kemiskinan.

Sebab, tidak semua pengangguran masuk kategori miskin, bahkan ada yang tetap hidup sejahtera.

Hal tersebut diungkapkan Kepala BPS Sulsel, Aryanto, usai bertemu dengan Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi.

Pertemuan yang berlangsung di kantor Gubernur Sulsel pada Selasa, 19 Agustus 2025 itu membahas data kemiskinan dan pengangguran.

Aryanto menjelaskan, pada Februari 2025, TPT di Sulsel mencapai 4,96 persen. Naik 0,06 persen poin dibandingkan Februari 2024.

Secara jumlah, pengangguran bertambah sekitar 8 ribu orang, sehingga total mencapai 24 ribu orang.

Sementara itu, jumlah penduduk miskin justru menurun. Per Maret 2025, persentase penduduk miskin di Sulsel tercatat 7,60 persen atau sekitar 698,13 ribu orang.

Angka ini turun 0,17 persen poin dibandingkan September 2024, atau berkurang sekitar 13,64 ribu orang. Jika dibandingkan Maret 2024, penurunannya lebih signifikan yakni sekitar 38,85 ribu orang.

Baca Juga: Celios Curiga Rekayasa Data Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen, Soroti Kejanggalan Investasi dan Ekspor

"Jadi memang tidak secara langsung ya ada hubungan antara kemiskinan dan pengangguran. Kalau kemiskinan itu kan dilihat seberapa banyak masyarakat kita di bawah garis kemiskinan, sedangkan pengangguran itu kita hitung dari berapa banyak orang yang di usia kerja, sementara tidak bekerja," jelas Aryanto.

Ia mencontohkan, ada kelompok masyarakat yang tidak bekerja tetapi masih memiliki sumber pendapatan lain.

Seperti tabungan, aset atau dukungan keluarga, sehingga tidak masuk kategori miskin.

Di sisi lain, ada pekerja yang sebenarnya masih bekerja, tetapi tetap miskin karena penghasilan rendah.

Aryanto juga menyinggung fenomena "shifting" di Sulsel. Ia menyebut, perkembangan teknologi membuat sebagian pekerjaan manusia digantikan oleh mesin atau sistem digital.

Akibatnya, pengangguran meningkat, tetapi ekonomi secara keseluruhan tetap tumbuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI