Suara.com - Pemerintah pusat mengambil langkah strategis dengan menurunkan alokasi Dana Transfer Daerah dari 4,7 persen menjadi 2,9 persen.
Kebijakan ini dipastikan tidak akan menghambat laju pembangunan di tingkat regional.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima menegaskan bahwa penyesuaian anggaran ini merupakan bagian dari desain besar untuk mendorong daerah-daerah di Indonesia agar memiliki kemandirian dan kapasitas fiskal yang lebih kuat.
Dorong Kemandirian dan Efisiensi
Menurut Wamendagri, tujuan utama di balik penurunan persentase dana transfer adalah untuk memacu pemerintah daerah melakukan optimalisasi anggaran dan memastikan penyerapan yang lebih efisien dan maksimal.
Ia menyebut langkah ini sebagai upaya penguatan kapasitas fiskal di tingkat lokal.
"Ya, ini kan dalam rangka sekali lagi, pemerintah pusat ingin agar daerah-daerah itu memiliki kapasitas fiskal yang kuat ya, kemudian melakukan proses efisiensi dan memastikan agar serapan maksimal," kata Bima di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa (19/8/2025).
Bima menjelaskan bahwa angka penurunan 2,9 persen bukanlah keputusan sepihak.
Penghitungan besaran dana transfer ini telah melalui proses kalkulasi yang cermat dan dikoordinasikan secara intensif antara dua kementerian kunci, yakni Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai pengelola fiskal negara dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai pembina pemerintah daerah.
Baca Juga: Akui Lonjakan PBB di 20 Daerah Naik 100 Persen Lebih, Wamendagri Bima Arya Bilang Begini
"Nah, semuanya tentu sudah dihitung oleh Kementerian Keuangan dikoordinasikan juga Kementerian Dalam Negeri," ujarnya, menggarisbawahi landasan teknokratis dari kebijakan tersebut.
Sejalan dengan kebijakan ini, pemerintah pusat tidak tinggal diam.
Bima menambahkan bahwa Kemendagri saat ini terus melakukan pemetaan komprehensif untuk menganalisis kemampuan fiskal di setiap daerah.
Proses pemetaan ini krusial untuk mengidentifikasi daerah mana yang memerlukan perhatian khusus dan pembinaan lebih lanjut, serta daerah mana yang telah menunjukkan kinerja fiskal yang unggul dan dapat dijadikan model percontohan bagi wilayah lain.
"Hari ini kan kita juga masih terus melakukan pemetaan kemampuan kapasitas fiskal di daerah mana yang perlu kita cermati, mana yang kita perlu apresiasi untuk dijadikan inspirasi agar bisa dicontoh dari daerah lain," katanya.