Massa Ngamuk Protes Gaji DPR Rp 3 Juta Sehari, Tembok Dicoret: Indonesia Sold!

Senin, 25 Agustus 2025 | 15:38 WIB
Massa Ngamuk Protes Gaji DPR Rp 3 Juta Sehari, Tembok Dicoret: Indonesia Sold!
Aksi massa protes terhadap gaji dan kenaikan tunjangan anggota DPR dengan mencoret dinding jalanan di kawasan gedung DPR RI, Jakarta, Senin (25/8/2025). [Suara.com/Faqih]

Suara.com - Suasana di depan Gedung DPR RI, Senayan, berubah tegang saat aparat kepolisian memaksa mundur massa aksi yang menggelar demonstrasi. Bentrokan tak terhindarkan, membuat para demonstran terdesak hingga ke depan Senayan Park.

Meski dipukul mundur, perlawanan demonstran tak sepenuhnya padam. Sebagian massa memilih bertahan dan duduk-duduk di sekitar lokasi, seolah menunggu momentum untuk kembali bergerak.

Semangat mereka bahkan sempat kembali tersulut saat sebuah mobil komando tiba-tiba hadir di tengah kerumunan, membangkitkan kembali semangat massa yang tadinya mulai kocar-kacir.

Tembok Jadi Saksi Bisu Amarah Rakyat

Awalnya, tuntutan utama dalam aksi demonstrasi kali ini tidak terdengar begitu jelas di tengah riuh rendahnya suasana. Namun, pesan kemarahan mereka akhirnya menemukan mediumnya; dinding-dinding kota yang kini menjadi kanvas protes.

Melalui coretan cat semprot, massa menyuarakan teriakan bisu mereka terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai sudah keterlaluan. Salah satu sasaran utama adalah RKUHAP, yang dianggap lebih menguntungkan aparat ketimbang pro terhadap rakyat.

Namun, protes paling menohok dan provokatif justru tertulis di jembatan layang depan Senayan Park. Sebuah kalimat singkat yang menyiratkan keputusasaan mendalam.

“Indonesia Sold,” tulis massa menggunakan cat semprot, Senin (25/8/2025).

Gaji Fantastis Dewan Picu Amarah Paling Besar

Baca Juga: Bela Gaji Selangit Anggota DPR, Pasha Ungu Beberkan Kalkulasi di Balik Angka yang Jadi Polemik

Kemarahan massa mencapai puncaknya saat menyoroti kesenjangan sosial yang dipertontonkan oleh para wakil rakyat. Isu gaji anggota dewan yang fantastis menjadi bahan bakar utama protes kali ini.

Mereka menyoroti pendapatan anggota dewan yang kini bisa mencapai Rp100 juta per bulan, setelah mendapat tunjangan rumah tinggal sebesar Rp50 juta.

Jika dikalkulasi, seorang anggota dewan bisa mengantongi penghasilan sekitar Rp3 juta dalam sehari—angka yang sangat timpang dengan kondisi masyarakat kecil.

Kegeraman ini pun mereka tuangkan dalam sebuah coretan bernada sarkasme.

“Rp3juta sehari?” tulis massa.

Dengan gaji yang begitu fantastis, jelas kemarahan publik tak terbendung lagi. Aksi ini menjadi cermin nyata dari luka akibat kesenjangan sosial yang semakin menganga antara elite politik dengan rakyat yang mereka wakili.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?