Seminar pertama membahas perbedaan antara pemikiran politik kuno dan modern tentang tujuan utama politik.
Seminar kedua fokus pada pemikiran John Locke abad ke-17 tentang dasar pemerintahan yang adil dan kebebasan modern.
Dalam seminar ketiga, Berkowitz mengulas tradisi politik Amerika yang menjadi acuan sistem demokrasi di berbagai negara.
Sedangkan seminar keempat menyentuh aspek kerugian yang timbul dari kebebasan dan demokrasi itu sendiri.
Fakta bahwa akademisi pro-Israel diundang tidak hanya oleh UI, tetapi juga oleh NU, mengundang perdebatan lebih luas mengenai konsistensi sikap lembaga-lembaga besar di Indonesia terhadap isu Palestina.
Kritik tajam pun mengalir dari warganet di medi sosial.
“NU kudu diwaspadai sih, dengan mengundang zionist dan membubar-bubarkan pengajian lain, kelakuan yg agak mencurigakan,” kata akun @bakm***
“NU sekarang jadi Netanyahu United,” kata akun @baby***
“Zionist masuk UI & NU lewat seminar ‘Western political thought’. Akademik? Apakah bener2 soal akademik, atau ada agenda lain di balik ‘Western political thought’ ini?” komentar akun @alph***
Baca Juga: Warga Jakbar Jadi Korban, Modus Pinjaman Syariah Palsu Bawa Nama NU!
“Oh pantas lah kalo begitu, mereka memang antek zionist berkedok Ormas islam,” ujar akun @rully***
Kontributor : Rizka Utami