Solusi Macet TB Simatupang Buntu? Trotoar Batal Dipangkas, Warga Diminta Cari Jalan Lain!

Kamis, 28 Agustus 2025 | 05:34 WIB
Solusi Macet TB Simatupang Buntu? Trotoar Batal Dipangkas, Warga Diminta Cari Jalan Lain!
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo. (Suara.com/Fakhri)

Suara.com - Rencana kontroversial Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menyikat trotoar di Jalan TB Simatupang demi menambah lajur kendaraan akhirnya batal total. Gagasan yang sebelumnya sempat diwacanakan sebagai solusi darurat atasi macet parah ini ternyata tidak bisa dieksekusi karena alasan teknis, trotoarnya sudah terlalu sempit.

Pembatalan ini diumumkan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, setelah menuai berbagai kritik dari publik.

Syafrin Liputo menjelaskan, setelah tim teknis turun ke lapangan, ditemukan fakta bahwa trotoar yang rencananya akan 'dikorbankan' ternyata lebarnya tidak sampai satu meter.

“Berdasarkan hasil peninjauan lapangan... rencana pemangkasan sementara trotoar, setelah dilakukan penilaian teknis oleh Dinas Bina Marga tidak dapat dilaksanakan," kata Syafrin kepada wartawan, Rabu (27/8/2025).

Alasannya? "Karena kondisi eksisting trotoar yang ada hanya kurang dari 1 meter,” ungkapnya.

Fakta ini seolah menjadi ironi, di mana rencana yang sudah sempat dilempar ke publik ternyata tidak didasari oleh data lapangan yang akurat.

Selain sudah terlalu sempit, alasan lain yang membuat rencana ini mustahil adalah keberadaan jaringan utilitas di bawah trotoar tersebut.

Menurut Syafrin, di area tersebut tertanam kabel bawah tanah, tiang listrik, hingga tiang penerangan jalan umum yang tidak mungkin dipindahkan begitu saja untuk proyek sementara.

Lantas, Apa Solusi Barunya?

Baca Juga: Pramono Batal Bentuk Jakarta Funding, Pilih Terbitkan Obligasi Daerah, Mengapa?

Dengan batalnya rencana memangkas trotoar, Pemprov DKI kini menyiapkan langkah mitigasi lain. Beberapa di antaranya; memangkas pagar area kerja proyek galian pipa akan dipersempit dari 35 meter menjadi hanya 20 meter, dan kontraktor pelaksana proyek diminta untuk 'kerja rodi' dengan menambah jam kerja dan jumlah pekerja agar proyek lebih cepat selesai.

Pada akhirnya, seperti biasa, imbauan kembali dilemparkan kepada masyarakat. Syafrin meminta agar warga beralih menggunakan angkutan umum atau mencari jalan lain jika tidak memiliki kepentingan mendesak di kawasan TB Simatupang.

“Kami menghimbau masyarakat untuk beralih menggunakan angkutan umum atau menghindari Jalan TB Simatupang apabila kegiatannya tidak berada di kawasan tersebut,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?