Karena itu, Ubedilah mendesak para aktivis mahasiswa untuk segera merumuskan strategi dan tujuan perjuangan yang matang.
Energi besar dari massa harus dapat dikonversi menjadi tuntutan-tuntutan yang konkret, konstruktif, dan terarah.
Tanpa adanya kejelasan tersebut, setiap aksi protes berpotensi kehilangan esensinya dan hanya akan menjadi luapan emosi sesaat yang mudah padam dan tidak meninggalkan dampak signifikan.
Pandangan Ubedilah ini menggarisbawahi sebuah dilema krusial yang dihadapi gerakan mahasiswa: menjadi kekuatan perubahan besar atau tersesat dalam kekacauan tanpa tujuan.
Masa depan gerakan ini akan sangat ditentukan oleh kemampuan mereka menavigasi dua jurang kemungkinan tersebut.