Dosen ASN Sebut Banyak Mahasiswa Demo UKT Mahal Efek Ulah Pemerintah Lepas Tangan dari Pendidikan

Selasa, 26 Agustus 2025 | 15:51 WIB
Dosen ASN Sebut Banyak Mahasiswa Demo UKT Mahal Efek Ulah Pemerintah Lepas Tangan dari Pendidikan
Ilustrasi massa mahasiswa melakukan unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]
Kesimpulan
  • Kenaikan UKT Konsekuensi Langsung dari Beban Finansial Kampus
  • Pemerintah Dinilai Lepas Tangan dalam Tanggung Jawab Pendidikan
  • Demonstrasi Mahasiswa Merupakan Gejala Masalah Sistemik

Suara.com - Gelombang demonstrasi mahasiswa di berbagai kampus terkait kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dinilai sebagai imbas dari kebijakan pemerintah yang dianggap lepas tangan dalam urusan pendidikan tinggi.

Koordinator Aliansi Dosen ASN Kementerian Diktisaintek (Adaksi), Imam Akhmad, menyebutkan bahwa kenaikan UKT tidak bisa dilepaskan dari praktik kapitalisasi pendidikan yang justru dilegitimasi oleh pemerintah akibat tidak merata pemberian tunjangan kerja kelada dosen ASN.

"Sekarang di kampus ramai demo UKT tinggi, inilah salah satu efeknya," kata Imam ditemui usai lakukan mediasi dengan Kementerian Keuangan di Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Imam menjelaskan, kampus berstatus Badan Layanan Umum (BLU) maupun Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), kewajiban membayar tunjangan kinerja dosen yang disebut remunerasi menjadi beban institusi.

Untuk menutup pembiayaan itu, kampus akhirnya mencari pemasukan tambahan, salah satunya dengan menaikkan UKT mahasiswa.

Seratusan mahasiswa UNS Solo demonstrasi memprotes kebijakan uang kuliah tunggal atau UKT selama masa pandemim wabah corona. (Solopos)
Seratusan mahasiswa UNS Solo demonstrasi memprotes kebijakan uang kuliah tunggal atau UKT selama masa pandemim wabah corona. (Solopos)

"Mereka harus mempunyai penghasilan agar mampu membayarkan remunerasi, bahkan remunerasinya setara tukin. Kampus mana yang bisa berbisnis besar? Tentu tidak banyak," kata dia.

"Artinya, mereka akan membuat UKT menjadi tinggi untuk salah satunya membayar tunjangan kinerja atau di kampus tersebut namanya remunerasi," Imam menambahkan.

Menurut Imam, kondisi ini menunjukkan negara justru mendorong terjadinya kapitalisasi pendidikan.

Alih-alih memastikan pendidikan tinggi terjangkau, pemerintah malah membiarkan kampus mencari jalan sendiri, yang pada akhirnya membebani mahasiswa dan keluarganya

Baca Juga: 3 Mahasiswa Pendemo Gibran Ditangkap Paspampres, Wali Kota Blitar: Saya Malu dan Kecewa Sekali

"Kapitalisasi akan terjadi terus karena negara itu akhirnya seolah-olah ingin lepas tangan, ingin lepas tangan di dalam pengelolaan pendidikan. Makanya ketika mahasiswa sekarang banyak yang demo, UKT naik, UKT mahal," kritiknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?