Dengan menggunakan frasa "rumah perwakilan rakyat" untuk merujuk pada Gedung DPR, ia secara retoris mengingatkan semua pihak bahwa gedung parlemen bukanlah sebuah benteng yang harus dijaga dari rakyat, melainkan sebuah ruang publik tempat aspirasi seharusnya didengar.
Secara tidak langsung, Susi menuntut agar menghentikan kekerasan, buka ruang dialog, dan kembalikan fungsi DPR sebagai wadah aspirasi publik.
Cuitan Susi itu lantas mendapatkan berbagai tanggapan dari warganet. "Ibu kenapa ini harus terjadi? Apa susahnya sih temuin itu para pendemo? Coba klu ditemuin mungkin minim kejadian bakar-bakaran. Copot aja yang perlu dicopot," balas salah seorang akun.
Tidak sedikit akun yang meminta agar Susi bisa menyampaikan masukan untuk pemerintah dan wakil rakyat agar lebih peka terhadap kondisi saat ini.
Hingga berita ini diturunkan, cuitan-cuitan Susi tersebut telah menuai ribuan tanggapan dari warganet dan memicu diskusi luas mengenai penanganan demonstrasi dan peran wakil rakyat di Indonesia.
Kontributor : Rizqi Amalia