- Warung Madura tetap buka di tengah demo yang tegang.
- Menyoroti etos kerja luar biasa dan pantang menyerah.
- Potret resiliensi rakyat kecil di tengah krisis sosial politik.
Suara.com - Di tengah suasana tegang dan riuh rendah suara massa aksi, sebuah video singkat yang merekam pemandangan tak biasa berhasil mencuri perhatian dan menjadi viral di media sosial.
Video tersebut menampilkan sebuah warung kelontong, yang diduga kuat adalah Warung Madura, tetap beroperasi melayani pelanggan meski berada di garis depan antara barikade aparat keamanan dan para demonstran.
Dalam rekaman berdurasi kurang dari satu menit yang diambil dari dalam warung, terlihat jelas pemandangan yang kontras.
Di luar, puluhan personel Brimob (Brigade Mobil) berjajar rapat, membentuk tembok pertahanan manusia.
Dengan seragam lengkap, helm, dan tameng anti huru-hara di tangan, mereka dalam posisi siaga penuh, menghadap ke arah datangnya massa demonstran yang suaranya terdengar bergemuruh di kejauhan.
Pemandangan tersebut menunjukkan situasi yang sangat genting, di mana potensi bentrokan bisa pecah kapan saja. Namun, di balik etalase kaca warung, aktivitas ekonomi seolah berjalan tanpa terpengaruh.
Seorang penjaga warung terlihat tenang, seolah pemandangan barikade aparat di depan tokonya adalah hal yang lumrah.
Sayang si perekam sempat kena tegur oleh anggota brimob setelah kedepatan merekam aksi personel brimob yang membuat barisan.
"Bu jangan video," pinta beberapa petugas.
Baca Juga: Warganet Curiga 7 Anggota Brimob di Kasus Ojol Tewas 'Aktor Pengganti'? Ini Kata Polri dan Kompolnas
Fenomena ini menyoroti etos kerja luar biasa yang selama ini lekat dengan citra Warung Madura buka hampir 24 jam, tak kenal hari libur, dan pantang menyerah dalam kondisi apa pun.
Bagi mereka, roda ekonomi harus terus berputar, bahkan ketika situasi di luar sedang tidak menentu.
Kondisi semakin memanas ketika rekaman video beralih menunjukkan iring-iringan massa aksi yang melintas menggunakan sepeda motor.
Suara knalpot bising meraung-raung, menciptakan atmosfer yang lebih kacau.
Beberapa pengendara terlihat berboncengan tiga, melaju dengan kecepatan tinggi, dan menunjukkan gestur provokatif.
Yang lebih mengkhawatirkan, terlihat beberapa dari mereka membawa barang yang tampak seperti hasil jarahan, memperlihatkan bahwa aksi demonstrasi tersebut berpotensi telah berubah menjadi kerusuhan.