Istilah ini merujuk pada anak-anak dan keluarga politisi yang kerap memamerkan gaya hidup mewah—pakaian desainer, liburan ke luar negeri, mobil mewah—yang dianggap berasal dari uang pajak rakyat.
Video viral di TikTok dan Instagram yang membandingkan kemewahan ini dengan realita pahit kaum muda Nepal, seperti pengangguran dan migrasi paksa, sukses menyulut kemarahan yang meluas.
"Kami ingin mengakhiri korupsi di Nepal," ujar Binu KC, seorang mahasiswa berusia 19 tahun, kepada BBC Nepali. "Para pemimpin hanya menjanjikan satu hal selama pemilu, tetapi tidak pernah menepatinya."
Rasa frustrasi ini dipertegas oleh seorang kreator konten, Subhana Budhathoki: "Generasi Z tidak akan berhenti sekarang. Protes ini bukan hanya tentang media sosial—Ini tentang membungkam suara kami, dan kami tidak akan membiarkan itu terjadi."
5. Masa Depan Nepal di Ujung Tanduk
Dengan mundurnya perdana menteri, Nepal kini berada dalam ketidakpastian politik. Belum jelas siapa yang akan mengambil alih kepemimpinan. Para demonstran menuntut akuntabilitas penuh dan reformasi total dalam pemerintahan. Para analis memperingatkan, jika tuntutan ini tidak didengar, kerusuhan bisa semakin membesar dan sulit dikendalikan.