Suara.com - Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, atau akrab disapa Sara, merupakan salah satu politisi perempuan yang cukup menonjol di Indonesia. Kini ia tengah jadi perbincangan karena memutuskan mengundurkan diri sebagai anggota DPR.
Sara memutuskan mundur dari DPR karena mengaku bersalah atas ucapannya dalam sebuah podcast. Ia merasa ucapan motivasinya dalam podcast kewirausahaan itu menyakiti hati masyarakat.
"Jangan hanya bersandar, karena kalau masih bersandar kepada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provide the jobs, kita masih di zaman kolonial berarti," demikian potongan ucapan Sara yang viral.
Sebelumnya nama sudah mendapat perhatian besar di kalangan politisi dan kerap dikaitkan dengan kiprah politik Partai Gerindra, terutama karena ia merupakan keponakan Presiden Prabowo Subianto sekaligus putri pengusaha Hashim Djojohadikusumo.
Namun, di luar garis keturunannya yang bergengsi, perjalanan pendidikan Sara menjadi fondasi penting yang membentuk kiprah dan pandangannya di dunia politik maupun sosial.
Sara lahir di Jakarta pada 27 Januari 1986. Sejak kecil, ia menempuh pendidikan di sekolah-sekolah berkualitas. Pendidikan dasar ditempuh di Tarakanita 2 Jakarta (1992–1998), sebelum kemudian ia melanjutkan ke United World College of South East Asia (UWCSEA), Singapura pada 1998–1999.

Setelah satu tahun di Singapura, Sara melanjutkan sekolah menengah atas di College du Leman, Swiss, sebuah sekolah internasional prestisius tempat ia belajar hingga tahun 2003. Di sanalah ia terbiasa dengan lingkungan multikultural yang memberi perspektif global pada dirinya.
Pendidikan tinggi ia tempuh di Amerika Serikat, tepatnya di University of Virginia. Meski hanya bertahan sekitar 2,5 tahun hingga 2005, pengalaman itu membuka jalan bagi Sara untuk kemudian mengembangkan minat lain. Ia sempat menekuni seni peran, belajar di New York Film Academy, Los Angeles, dan melanjutkan ke The International School of Screen Acting, London (2006–2007).
Baca Juga: Rekam Jejak Karier Rahayu Saraswati, Keponakan Presiden Prabowo Subianto yang Mundur dari DPR RI
Tak berhenti di situ, Sara melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar Bachelor of Science dari Purdue University Global pada 2021. Gelar ini melengkapi rekam jejak akademiknya yang sarat pengalaman internasional. Dengan latar belakang tersebut, Sara dikenal memiliki wawasan luas, terutama terkait isu-isu perempuan, pemuda, hingga ekonomi kreatif.
Sebelum sepenuhnya berkecimpung di politik, Sara sempat menjajal dunia seni peran. Pada 2009, ia berperan sebagai Senja dalam film patriotik Merah Putih.
Meski film tersebut diproduseri oleh ayahnya, Hashim Djojohadikusumo, Sara tetap harus mengikuti proses casting seperti pemain lain. Pengalaman ini menunjukkan tekadnya untuk berdiri di atas kemampuan, bukan semata karena nama besar keluarga.
Karier Politik: Dari Organisasi ke Senayan
Sara memulai kiprah politiknya pada 2008 dengan bergabung ke Partai Gerindra. Ia dipercaya menjabat sebagai Kepala Bidang Advokasi Perempuan di DPP Gerindra, serta menjadi Kepala Bidang Pengembangan Peranan Perempuan di organisasi sayap partai, Tunas Indonesia Raya (Tidar). Pada tahun yang sama, ia juga menjadi Wakil Ketua Umum Satuan Relawan Indonesia Raya.
Langkah politik pertamanya di parlemen terjadi pada Pemilu 2014. Ia terpilih sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah IV, dan kemudian duduk di Komisi VIII. Di periode berikutnya, Sara kembali maju dalam Pileg 2019, tetapi tidak lolos.