- IDAI menyoroti maraknya kasus keracunan MBG dan menegaskan pentingnya keamanan pangan sejak pengolahan hingga distribusi.
- Penyimpanan makanan di “danger zone” 5–60°C jadi faktor utama pertumbuhan bakteri yang memicu keracunan massal.
- IDAI minta standar ketat food safety diterapkan agar program MBG benar-benar menyehatkan, bukan menimbulkan risiko.
Suara.com - Maraknya kasus keracunan massal yang dialami ratusan siswa penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah Indonesia menjadi perhatian serius Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Organisasi profesi ini menegaskan bahwa makanan sehat bukan hanya soal gizi, tetapi juga keamanan pangan sejak dari dapur hingga sampai di meja makan.
Dalam unggahan resminya, IDAI menyoroti prinsip food safety sebagai langkah sederhana namun vital untuk mencegah keracunan makanan, khususnya pada anak-anak.
“Jika tidak diolah dan disimpan dengan benar, makanan bisa menjadi sumber keracunan,” tulis IDAI di akum Instagram resminya.
Bahaya “Danger Zone” dalam Penyimpanan Makanan
Salah satu poin penting yang disampaikan adalah konsep “Danger Zone”, yaitu rentang suhu 5–60°C di mana bakteri dapat berkembang biak sangat cepat, bahkan berlipat ganda setiap 20 menit.
Makanan yang disimpan terlalu lama dalam rentang suhu ini sangat rentan tercemar kuman penyebab keracunan.
Untuk itu, IDAI menganjurkan agar:
Makanan matang tetap dijaga pada suhu di atas 60°C hingga dikonsumsi.
Baca Juga: Wakil Ketua DPR RI Soroti Keracunan Program MBG: Dari 8.000 Dapur, Hanya 34 yang Higienis!
Makanan yang belum dikonsumsi segera disimpan di kulkas (0–5°C) atau freezer.
Tidak membiarkan makanan berada di suhu ruang lebih dari 2 jam, atau lebih dari 1 jam jika suhu di atas 30°C.
Faktor Risiko dalam Program Makan Massal
IDAI juga menyoroti tantangan khusus dalam penyelenggaraan program makan massal seperti MBG, antara lain:
1. Jumlah makanan besar yang disiapkan setiap hari meningkatkan risiko kontaminasi.
2. Proses distribusi dan penyimpanan yang tidak tepat, terutama bila makanan dibuat jauh sebelum dikonsumsi.