- Sekitar 5.000 pelajar dilaporkan keracunan akibat program makan bergizi gratis (MBG)
- Pakar hukum desak pemerintah hentikan dan evaluasi total program MBG
- Data korban bervariasi antar lembaga, namun jumlahnya relatif serupa
Suara.com - Jumlah korban keracunan makan bergizi gratis dilaporkan mencapai sekitar 5000 siswa.
Angka itu berdasarkan data yang dihimpun Kantor Staf Presiden atau KSP.
Merujuk jumlah korban itu, pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas Feri Amsari pun mendesak negara segera menghentikan program tersebut.
"Bagi saya kalau belum dihentikan juga MBG, ada niat jahat negara meracuni anak bangsanya sendiri," kata Feri kepada wartawan di INews Tower, Jakarta Pusat pada Kamis (25/9/2025).
Evaluasi menyeluruh terhadap program andalan Presiden Prabowo Subianto itu ditegaskan Feri menjadi suatu hal yang mendesak.
"Segera dievaluasi, dan dihentikan. Serta pastikan orang betul-betul mendapatkan makanan sehat, bukan makan berbelatung gratis," tegasnya.
![Pakar Hukum Tata Negara dari Universitas Andalas, Feri Amsari di podcast Forum Keadilan TV. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/05/46000-feri-amsari.jpg)
Berdasarkan keterangan yang disampaikan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Muhammad Qodari pada 23 September lalu, jumlah korban keracunan MBG mencapai sekitar 5000 pelajar.
Dia menyebut, Badan Gizi Nasional (BGN) hingga Kementerian Kesehatan memiliki data yang berbeda-beda.
Namun ,disebutnya angka masih memiliki kemiripin yakni berkisar 5000 pelajar.
Baca Juga: IKN jadi Ibu Kota Politik, Pakar Curiga Prabowo Tidak Niat Pindah dari Jakarta
BGN misalnya, melaporkan terdapat 5.080 pelajar yang menjadi korban keracunan dengan 46 kasus.
Sementara Kementerian Kesehatan mencatat 60 kasus dengan korban 5.207 orang.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatatkan 55 kasus dengan jumlah korban mencapai 5.320 pelajar.