Tragedi Ponpes Al Khoziny, Prabowo Perintahkan Audit Total Bangunan Pesantren Se-Indonesia

Minggu, 05 Oktober 2025 | 14:50 WIB
Tragedi Ponpes Al Khoziny, Prabowo Perintahkan Audit Total Bangunan Pesantren Se-Indonesia
Bangunan Ponpes Al-khoziny Sidoarjo yang ambruk, Senin (29/9/2025). [Basarnas Surabaya]
Baca 10 detik
  • Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan evaluasi total terhadap keamanan dan kelayakan infrastruktur seluruh bangunan pondok pesantren di Indonesia
  • Jumlah korban meninggal dunia akibat ambruknya musala Ponpes Al Khoziny telah mencapai 36 santri
  • Presiden memonitor secara langsung proses penanganan bencana

Suara.com - Insiden tragis ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menewaskan puluhan santri, telah menjadi perhatian serius Presiden Prabowo Subianto. Istana memastikan bahwa pemerintah akan mengambil langkah tegas untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.

Hingga Minggu (5/10/2025), data resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 36 orang.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, menyatakan bahwa proses evakuasi masih terus berlangsung dengan perkiraan masih ada 27 santri yang terjebak di bawah reruntuhan.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sekaligus Juru Bicara Presiden, Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa Presiden Prabowo memantau ketat penanganan bencana ini.

Instruksi cepat dan tegas telah diberikan kepada jajaran menteri terkait serta Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mempercepat evakuasi dan penanganan korban.

"Beliau memonitor terus, makanya Beliau kemudian memerintahkan kepada para menteri terkait, dan gubernur, wakil gubernur untuk memberikan perhatian," ujar Prasetyo Hadi di sela-sela acara HUT Ke-80 TNI di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025).

Presiden Prabowo juga memerintahkan langkah preventif berskala nasional. Menurut Prasetyo, seluruh pondok pesantren di Indonesia akan dievaluasi total, terutama dari sisi keamanan dan kelayakan infrastruktur bangunannya.

"Evaluasi ke depan semua pondok pesantren kami harapkan segera didata dan dipastikan keamanan dari sisi bangunan-bangunan, infrastruktur di pondok (pesantren) masing-masing," tegas Prasetyo.

Peristiwa nahas ini terjadi pada Senin (29/9) pekan lalu, saat ratusan santri tengah melaksanakan salat berjamaah di lantai dasar musala. Secara tiba-tiba, bangunan empat lantai tersebut runtuh, diduga akibat proses renovasi yang sedang berlangsung di lantai tiga.

Baca Juga: Angkat Para Santri Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Seberapa Kaya Cak Imin?

Tim SAR gabungan yang terdiri dari lebih dari 400 personel menghadapi tantangan berat di lapangan. Puing-puing beton berukuran besar dan struktur bangunan yang labil membuat proses evakuasi harus dilakukan dengan ekstra hati-hati untuk melindungi korban yang kemungkinan masih selamat.

Di tengah duka, secercah kabar baik datang dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Surabaya. Per Sabtu (4/10), jumlah korban selamat yang berhasil dievakuasi bertambah menjadi 104 orang, setelah satu santri yang sebelumnya dilaporkan hilang ditemukan dalam kondisi selamat.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI