-
Media berita wajib bertransformasi karena perubahan pembaca, dinamika jurnalisme, dan perkembangan teknologi digital.
-
Keberlanjutan media butuh inovasi model bisnis, pemanfaatan teknologi, dan keterlibatan komunitas untuk jurnalisme berkualitas.
-
Local Media Summit 2025 membahas model bisnis, teknologi, dan tantangan pendanaan guna membangun pasar media berkelanjutan.
Suara.com - Perubahan signifikan pada segmen pembaca, dinamika jurnalisme, dan laju perkembangan teknologi telah mendorong para pengelola media berita untuk terus bertransformasi.
Fenomena ini bukan hanya tren sesaat, melainkan sebuah keharusan yang juga didukung dan diawasi oleh Dewan Pers, lembaga yang berwenang dalam mengawal industri media di Indonesia, demi menjaga ekosistem pers yang sehat dan kompeten.
Era digital telah mengubah cara masyarakat, khususnya generasi milenial dan Gen Z, mengonsumsi berita. Informasi kini mengalir deras melalui berbagai platform, menuntut media berita untuk tidak hanya cepat namun juga relevan, mendalam, dan terpercaya.
Tantangan ini sekaligus membuka peluang bagi media untuk berinovasi, tidak hanya dalam penyajian konten tetapi juga dalam model bisnisnya.
Ketua Komisi Hukum dan Perundang-Undangan Dewan Pers Abdul Manan mengatakan membangun pasar media yang berkelanjutan melalui inovasi model bisnis, keterlibatan komunitas, dan pemanfaatan teknologi sangat dibutuhkan. Hal ini agar mendapatkan kualitas jurnalisme yang kompeten.
"Model bisnis yang baru menjadi ketergantungan luar biasa untuk media ini sangat penting. Jualan media adalah informasi. Kita harus mendapatkan model bisnis dengan model jurnalisme yang baik," katanya di dalam acara Local Media Summit (LMS) 2025 yang digelar oleh Suara.com di Hotel Jw Marriot, Selasa (7/10/2025).
Kata dia, adanya Ide, gagasan baru, adaptasi, hingga membangun kolaborasi terus dilakukan untuk memastikan keberlangsungan media berita di berbagai nasional dan daerah. Apalagi dalam memanfaatkan kecerdasan buatan atau AI yang sudah banyak digunakan oleh industri media.
"Disruptif yang besar untuk AI yang mana media kecil dihadapi kebebasan. Kita ada usulan salah satunya dana jurnalistik dan konsep jurnalisme yang berkualitas," jelasnya.
Dia pun berharap agenda LMS ini banyak membahas model bisnis media. Apalagi, tantangan utama media lokal adalah ketergantungan dana.
Baca Juga: Local Media Summit 2025 Resmi Dibuka, Transformasi Teknologi dan Kolaborasi di Industri Media
“Perjuangan media lokal untuk keberlanjutan ialah ketergantungan dana, untuk itu saya mengapresiasi melalui agenda yang disususn oleh panitia cukup banyak akan bercerita soal model bisnis dari media. Sebagai kepala divisi hukum dan perundang-undangan, menjadi PR bagi kita untuk mempelajari apa itu jurnalisme berkualitas,” jelasnya.
![Pembukaan Local Media Summit 2025 di Jakarta, Selasa (7/10/2025). [Suara.com/Dythia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/07/18394-local-media-summit-2025.jpg)
Dalam kesempatan yang sama, Second Secretary Norwegian Embassy in Jakarta Truls Loke Desbans membandingkan dengan kondisi media di Norwegia yang sangat inklusif dan mengangkat beragam isu sebagai upaya mengasuh media lokal.
“Media kita sudah berupaya dan optimis di Indonesia juga bisa,” bebernya.
Untuk itu, pemerintah dan media pun harus berkoloborasi dalam mempertahankan industri media di Norwegia. Apalagi, pemerintahan Norwegia sangat memberikan dukungan pada industri media.
"Kami di Norwegia membantu industri media di sana yang selalu menghadirkan informasi kepada publik. Karena media adalah jembatan informasi untuk masyarakat," tandasnya.
Sebagai informasi, Local Media Summit (LMS) 2025, pertemuan tahunan terbesar bagi media lokal dan skala kecil di Indonesia resmi dibuka hari ini pada Selasa (7/10/2025).