-
KPK menjadwalkan ulang pemeriksaan terhadap eks Bendahara Amphuri, H.M. Tauhid Hamdi, dalam kasus dugaan korupsi pembagian kuota haji.
-
Lembaga antirasuah mendalami pertemuan Tauhid dengan eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk memastikan kaitannya dengan penerbitan SK kuota tambahan.
-
Dugaan pelanggaran muncul karena pembagian kuota haji tambahan 20 ribu jemaah dinilai tidak sesuai ketentuan yang berlaku.
Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menjadwalkan pemeriksaan terhadap eks Bendahara Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) H.M Tauhid Hamdi (HTH).
Tauhid dipanggil sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pada pembagian dan penyelenggaraan haji di Kementerian Agama (Kemenag) tahun 2023-2024.
"Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK," kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo kepada wartawan, Selasa (7/10/2025).
Tauhid telah dua kali diperiksa KPK, yaitu pada Jumat (19/9) dan kedua pada Kamis (25/9). Namun Budi belum mengungkapkan materi apa yang akan digali dalam pemeriksaan kali ini.
Selain itu, KPK juga memanggil sejumlah saksi lain, yaitu Direktur PT Sindo Wisata Travel, Supratman Abdul Rahman; Direktur Utama PT Thayiba Tora, Artha Hanif; dan M. Iqbal Muhajir yang merupakan seorang Karyawan Swatsa.
Pada pemeriksaan terakhir, KPK mendalami pertemuan eks Menag Yaqut Cholil Qoumas dengan Tauhid untuk memastikan pertemuan itu terjadi sebelum atau setelah SK pembagian kuota haji tambahan diterbitkan.
"Jadi apakah pertemuan ini sebelum terbitnya SK? Itu yang kita dalamin juga. Sebelum terbitnya SK. Atau setelah terbitnya SK. Apakah juga sebelum dan setelah. Itu yang kita dalami," ujar Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (25/9/2025).
Duduk Perkara Dugaan Korupsi Kuota Haji
KPK mengungkapkan perbuatan melawan hukum yang diduga terjadi pada kasus dugaan korupsi pada penyelenggaraan haji yang kini ada di tahap penyelidikan.
Baca Juga: Hitung Mundur Dimulai, KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Kuota Haji!
Pelaksana tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu menjelaskan bahwa pada 2023 Presiden Joko Widodo meminta Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud. Pada pertemuan itu, Indonesia diberikan penambahan kuota haji tambahan sebanyak 20.000 untuk tahun 2024.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019, Asep menjelaskan pembagian kuota haji seharusnya 92 persen untuk kuota reguler dan 8 persen untuk kuota khusus.
“Jadi kalau ada kuota haji, berapa pun itu, pembagiannya demikian. Kuota regulernya 92 persen, kuota khususnya 8 persen,” kata Asep di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (5/8/2025).
Dia menjelaskan alasan pengaturan itu ialah mayoritas jemaah haji yang mendaftar menggunakan kuota reguler, sedangkan kuota khusus berbayarnya lebih besar dibandingkan dengan kuota reguler sehingga penyediaannya hanya 8 persen.
Dengan tambahan kuota haji menjadi 20.000, Asep menegaskan seharusnya pembagiannya ialah 1.600 untuk kuota haji khusus dan 18.400 untuk kuota haji reguler.
“Tetapi kemudian, ini tidak sesuai, itu yang menjadi perbuatan melawan hukumnya, itu tidak sesuai aturan itu, tapi dibagi dua. 10.000 untuk reguler, 10.000 lagi untuk kuota khusus,” ungkap Asep.