- Gubernur Luthfi tegaskan Jateng tetap jadi magnet investasi dan ekspor meski ketidakpastian global.
- Nilai ekspor Jateng capai US$7,95 miliar dengan surplus besar; produk unggulan diminati pasar dunia.
- Jateng dorong ekonomi hijau lewat program Rengganis Pintar dan pengembangan kawasan industri baru.
Suara.com - Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menyatakan, wilayahnya masih tetap menjadi magnet investasi dan ekspor dunia, meskipun di tengah ketidakpastian global.
Ia menyebut, meski dunia menghadapi pandemi, perang, dan dinamika geopolitik, Jawa Tengah justru mampu menjaga stabilitas ekonomi dan sosial.
“Selama ini tidak ada konflik komunal atau gangguan keamanan di Jawa Tengah. Iklim masyarakat kita adem, ayem, dan nyaman. Investasi di sini aman,” kata Luthfi dalam seminar bertema “Tantangan dan Peluang Ekspor Pasca Kebijakan Trump” di Semarang, Senin 20 Oktober 2025.
Luthfi menekankan pemerintah provinsi terus memperkuat iklim investasi, salah satunya dengan mempermudah proses perizinan. Hal itu berlaku baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Ia juga menyebut tenaga kerja di Jawa Tengah sangat kompetitif.
Menurutnya, pandemi Covid-19 dan berbagai krisis global seperti perang Ukraina–Rusia hingga konflik Timur Tengah memang mengguncang ekonomi dunia, namun Jawa Tengah mampu bertahan berkat semangat kebersamaan dan kesiapan menghadapi perubahan.
Dalam kesempatan itu, Luthfi mengungkapkan, kebijakan perdagangan era Presiden Amerika Serikat, Donald Trump justru membawa dampak positif bagi ekonomi daerah. Sebab, investor dari berbagai negara justru berbondong-bondong ke Jawa Tengah.
Bahkan, banyak negara yang menggantungkan ekspor sejumlah komoditas dari Jawa Tengah. Buktinya, Amerika Serikat tercatat menjadi pasar utama ekspor Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 47,9 persen dari total ekspor, disusul Uni Eropa (11,2%), Jepang (8,1%), ASEAN (6,4%), dan Tiongkok (4,2%).
Nilai ekspor Jateng sepanjang Januari–Agustus 2025 mencapai US$ 7,95 miliar, naik 10 persen dibanding tahun lalu, dengan surplus perdagangan mencapai US$ 2,19 miliar.
Produk unggulan seperti sarang burung walet, kulit kambing, ikan, udang, rajungan, dan olahan kayu menjadi primadona di pasar Amerika dan Uni Eropa.
Baca Juga: Terbukti Berkontribusi Turunkan Kemiskinan, KEK Kendal Perlu Jadi Contoh Daerah Lain
Ia juga menyoroti pengembangan kawasan industri seperti KITB Batang, Kawasan Industri Kendal, dan sejumlah kawasan lainnya yang mampu menciptakan pusat-pusat ekonomi baru.
“Kami juga mendorong konektivitas antarwilayah seperti Soloraya, Semarang Raya, Pati Raya, hingga Banyumas Raya untuk pemerataan ekonomi,” jelasnya.
Terkait tren global ekonomi hijau, Gubernur memperkenalkan program Rengganis Pintar (Revitalisasi Green Industry untuk Peningkatan Ekspor Jawa Tengah) sebagai langkah nyata mendorong industri berkelanjutan.
“Uni Eropa dan negara lain tertarik karena kita sudah mulai menerapkan ekonomi hijau. Ini peluang besar yang harus kita tangkap,” ujarnya optimistis.
Gubernur Luthfi berharap seluruh pelaku usaha di Jawa Tengah memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan ekspor dan memperkuat daya saing global.
“Tugas saya itu seperti manajer marketing, tukang jualan Jawa Tengah. Saya ingin dunia tahu bahwa Jawa Tengah siap bersaing,” katanya disambut tepuk tangan peserta.