- Amien Rais mencecar Jokowi dan Luhut karena tetap ngotot melanjutkan proyek Whoosh, padahal Luhut sendiri mengakui proyek tersebut "busuk dari awal"
- Amien menyoroti kejanggalan pemilihan China dengan bunga 2% yang 20 kali lebih mahal dibandingkan tawaran Jepang sebesar 0,18%, di tengah membengkaknya biaya proyek
- Luhut Binsar Pandjaitan mengklarifikasi bahwa masalah Whoosh adalah soal restrukturisasi utang dan menegaskan tidak akan menggunakan APBN untuk menalangi utang tersebut
Suara.com - Tokoh politik senior, Amien Rais, melontarkan kritik pedas kepada Presiden ke-7 Jokowi dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, terkait polemik proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh yang tak kunjung usai. Amien secara terbuka mempertanyakan logika di balik keputusan pemerintah untuk terus melanjutkan proyek yang bahkan diakui bermasalah sejak awal.
Ketua Majelis Syura Partai Ummat ini mengaku heran dengan pernyataan Luhut yang menyebut proyek Whoosh "sudah busuk dari awal", namun di sisi lain, baik Luhut maupun Jokowi justru terkesan sangat bersemangat untuk menyelesaikannya. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai transparansi dan pengambilan keputusan di balik proyek strategis nasional tersebut.
“Kalau memang tahu busuk dari awal, tapi Luhut dan Jokowi justru tetap bersemangat melanjutkan proyek yang busuk itu. Jadi aneh sekali," tegas Amien Rais dalam video singkat di kanal YouTube Amien Rais Official, Senin (27/10/2025).
Kritik Amien Rais tidak berhenti di situ. Ia menyoroti keputusan pemerintah yang menyingkirkan Jepang dalam tender proyek, padahal Negeri Sakura menawarkan bunga pinjaman yang jauh lebih ringan, yakni hanya 0,18 persen. Sebaliknya, pemerintah justru memilih China yang mematok bunga 20 kali lipat lebih tinggi, sebesar 2 persen.
Fakta ini semakin diperparah dengan membengkaknya nilai investasi proyek yang kini mencapai 7,2 miliar dolar AS atau setara Rp116,54 triliun. Angka ini jauh melampaui proposal awal yang ditawarkan China sebesar 6,07 miliar dolar AS.
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (16/10/2025), mengakui bahwa proyek KCJB memang sudah bermasalah sejak ia mulai menanganinya di periode kedua pemerintahan Jokowi. “Sedari awal mengerjakan itu saya terima sudah busuk itu barang,” kata Luhut saat itu.
Meskipun demikian, Luhut menepis kekhawatiran bahwa penyelesaian utang kereta cepat akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia menegaskan bahwa persoalan yang ada saat ini hanyalah seputar restrukturisasi utang dengan pihak China, yang menurutnya sudah bersedia dan tidak ada masalah.
“Kita ribut soal Whoosh. Masalahnya apa sih? Itu kan tinggal restructuring saja. Siapa yang minta APBN? Enggak ada yang minta APBN. Restructuring saja,” ucap Luhut.
Ia pun menyarankan agar pihak yang tidak memahami data untuk tidak berkomentar.
Baca Juga: Luhut Bakal Diperiksa Terkait Skandal Korupsi Kereta Whoosh? KPK Bilang Begini
“Jadi kalau saran saya, kalau kita enggak mengerti datanya, enggak usah komentar dulu. Cari datanya baru berkomentar. Baru enak," katanya.