- Fredi Marbun menyerukan agar HKBP menjaga independensinya dari pengaruh politik dan kepentingan kelompok.
- Ia menegaskan bahwa gereja harus kembali pada panggilan pelayanannya untuk menguatkan iman dan melayani jemaat.
- Fredi juga mengajak seluruh warga HKBP menjaga kemurnian lembaga gereja agar tetap menjadi rumah rohani yang bebas dari intervensi duniawi.
Suara.com - Aktivis sekaligus tokoh pergerakan dan pemerhati Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Fredi Marbun, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya menjaga kemandirian dan netralitas lembaga gereja dari pengaruh kepentingan politik.
Aktivis yang dikenal vokal dalam isu toleransi dan penolakan terhadap radikalisme ini mengingatkan agar HKBP tetap berdiri di atas nilai-nilai pelayanan dan iman, serta tidak terseret dalam dinamika politik praktis.
“HKBP harus berdiri di atas kemandirian rohani, bukan di bawah bayang-bayang elit politik. Kami menolak keras segala bentuk intervensi yang menjadikan gereja sebagai alat politik atau propaganda,” tegas Fredi Marbun di Jakarta, Senin (3/11/2025).
Menurut Fredi, setiap bentuk kedekatan antara lembaga keagamaan dan tokoh politik perlu disikapi dengan hati-hati agar tidak menimbulkan persepsi negatif di masyarakat.
Ia menilai, gereja seharusnya menjadi ruang spiritual dan pembinaan iman yang bersih dari kepentingan duniawi.
Dalam pandangannya, arah pelayanan HKBP sebaiknya berfokus pada pembinaan jemaat dan kesejahteraan masyarakat, bukan pada agenda yang berpotensi memunculkan polarisasi.
Peringatan ini ia sampaikan kepada sejumlah tokoh politik nasional seperti Luhut Binsar Pandjaitan, Efendi Simbolon, dan Maruara Sirait.
Menurutnya, HKBP seharusnya dibiarkan berdiri independen, dan jangan dijadikan instrumen kekuasaan.
Fredi juga berharap para tokoh publik lainnya dapat tetap berperan positif di bidangnya masing-masing, sekaligus memberikan ruang bagi gereja untuk mengatur urusan internalnya secara mandiri.
Baca Juga: Apa Agama Melanie Subono? Gelar Pengajian sekaligus Kebaktian Setelah Renovasi Rumah
“Gereja bukan alat politik siapa pun,” kata Fredi.
Ia juga menyoroti pentingnya menjaga independensi lembaga pendidikan di bawah yayasan gereja agar tetap menjadi ruang akademik yang bebas dari kepentingan politik.
“Ketika gereja kehilangan arah, maka iman jemaat pun goyah. HKBP harus kembali pada panggilan sucinya, bukan larut dalam permainan kekuasaan,” tambahnya.
Ia menyerukan agar seluruh pimpinan dan jemaat HKBP memperkuat transparansi dan akuntabilitas dalam setiap keputusan gereja.
“Kami siap menggalang gerakan Selamatkan HKBP demi menegakkan kebenaran dan membersihkan lembaga rohani dari tangan-tangan kekuasaan. HKBP milik Tuhan, bukan milik politik dan bukan milik korporasi,” tutup Fredi Marbun.