- Ayah tiri Alvaro, Alex Iskandar, terungkap menculik dan membunuh bocah enam tahun tersebut setelah delapan bulan.
- Bukti digital dari ponsel Alex berisi percakapan WhatsApp mengenai perjanjian pembuangan jenazah korban di Bogor.
- Jasad Alvaro dibuang di sungai Bogor setelah dibekap, di mana sang nenek mengonfirmasi temuan jejak digital tersebut.
Suara.com - Tabir gelap kasus pembunuhan Alvaro Kiano Nugroho (6) akhirnya tersingkap secara mengerikan. Setelah delapan bulan diculik dan dibunuh oleh ayah tirinya, Alex Iskandar, sebuah bukti digital dari ponsel pelaku menjadi kunci yang membongkar kebiadabannya, percakapan WhatsApp berisi perjanjian untuk membuang jasad bocah malang tersebut.
Awalnya, Alex bersikukuh mengelak saat ditangkap polisi. Namun, penyidik berhasil menemukan jejak digital yang tak terbantahkan di gawainya.
Nenek Alvaro, Sayem (53), membenarkan temuan krusial tersebut. Menurutnya, Alex terbukti menyewa seseorang untuk membuang jenazah cucunya setelah tewas dibekap menggunakan handuk.
“Iya terus hpnya kan itu juga diambil ya jadi perjanjian yang buang mayat itu juga WA ke Alexnya,” ungkap Sayem saat ditemui di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (24/11/2025).
Detail dalam percakapan itu mengungkap bagaimana jasad Alvaro diletakkan di sebuah aliran sungai di Bogor, lokasi eksekusi yang dilakukan di rumah adik Alex. Untuk mencegah jasad hanyut, tubuh mungil itu diikat di sebuah pohon.
Kecurigaan warga sekitar sebenarnya sudah muncul. Bau busuk yang menyengat dari lokasi sempat membuat para tetangga bertanya-tanya.
Namun, adik Alex dengan licik berhasil mengelabui mereka, menyebarkan informasi palsu untuk menutupi jejak kejahatan kakaknya.
“Tetangga disitu pada ngomong katanya kok bau apa ya, kata adiknya si Alex, bukan itumah bangkai anjing,” ucap Sayem menirukan kesaksian yang didengarnya.
Firasat Kuat Sang Ibu Kandung
Baca Juga: Bukan di Tahanan Ayah Tiri Alvaro Kiano Tewas Bunuh Diri di Ruang Konseling, Kenapa Bisa?
Jauh sebelum bukti digital ditemukan, ibu kandung Alvaro, Arum, ternyata sudah menaruh curiga besar pada Alex sejak putranya menghilang pada Maret 2025. Sayangnya, kecurigaan itu sempat ditepis oleh keluarga besar yang melihat Alex sebagai sosok pria baik.
Firasat Arum semakin menguat setelah ia didatangi Alvaro lewat sebuah mimpi yang terasa begitu nyata.
Dalam mimpinya, Arum melihat rumah mereka diterjang banjir bandang, namun anehnya hanya Alvaro seorang yang hanyut terbawa arus deras.
“Perasaan anak saya tuh di rumah banjir katanya. Tapi yang hanyut kok cuma Alvaro? Katanya gitu, semua aman,” tutur Sayem.
Mimpi tersebut menjadi pukulan telak bagi Arum. Tanpa ragu, ia langsung menghubungi Alex melalui telepon dan memutuskan untuk menceraikannya.
Keputusan sepihak itu ditolak mentah-mentah oleh Alex, yang saat itu masih berhasil menyembunyikan kejahatan kejinya.