Suara.com - Institute for Highway Safety (IIHS) baru-baru ini mengadakan sebuah penelitian tentang jalan menikung, yang menjadi masalah utama bagi fitur Adaptive Cruise Control (ACC).
Sensor yang digunakan ACC disebut masih belum sepenuhnya mampu membaca kondisi jalan terutama ketika harus melintasi tikungan tajam.
Hal ini kerap terjadi baik secara otomatis atau karena pengemudi memilih untuk tidak mempercayai sensor mobil.
"Kami tahu bahwa fitur bantuan pengemudi tingkat lanjut mampu membantu mencegah terjadinya kecelakaan, tetapi jelas mereka hanya bisa melakukannya jika pengemudi menggunakannya," kata Wen Hu, insinyur transportasi penelitian senior IIHS, dikutip dari Autoevolution.
![Interior Range Rover Evoque yang dahsyat [Suara.com/Manuel Jeghesta Nainggolan].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/08/02/42812-range-rover-evoque-1.jpg)
Wen Hu menambahkan, studi ini menunjukkan bahwa teknologi ACC hanya bisa dimanfaatkan sepenuhnya jika pengemudi dapat mempercayai fitur itu untuk melewati tikungan.
Tidak seperti cruise control biasa, ACC mampu secara otomatis memperlambat kendaraan dan mempertahankan jarak antarkendaraan dengan mobil di depan sehingga pengemudi tidak perlu mengerem dan mengatur ulang sistem setiap kali mobil di depan melambat.
Dalam survei yang dilakukan, Wen Hu mengumpulkan data dari 39 pengguna Range Rover Evoque dan Volvo S90.
Peneliti menemukan bahwa 72 persen pengemudi Range Rover Evoque, kecil kemungkinan untuk menggunakan fitur ACC pada saat harus melewati tikungan tajam dibandingkan dengan jalan lurus.
Sedangkan sebanyak 66 persen pengguna Volvo S90, lebih kecil kemungkinannya untuk menggunakan fitur ACC dan 75 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menggunakan Pilot Assist saat tikungan tajam.
Baca Juga: Terungkap, Alasan Daihatsu Rocky Menjadi SUV Kompak
"Jelas bahwa sementara sistem ini tentu perlu menjadi lebih baik. Tapi pengemudi juga harus mulai menggunakan fitur ini untuk melewati jalan menikung," tutup Wen Hu.