Keputusan konsorsium LG Energy Solution (LGES) membatalkan proyek baterai kendaraan listrik (EV) dinilai sebagai cerminan dinamika global yang harus dijawab dengan kebijakan hilirisasi yang lebih matang.
Peran aktif Satgas Hilirisasi dan Kementerian Investasi dan Hilirisasi dinilai krusial untuk memperkuat ekosistem kebijakan serta menarik investasi strategis yang berkelanjutan.
"Di sinilah Kementerian Investasi dan Hilirisasi perlu mengambil peran lebih agresif dalam membuka kanal kerja sama baru, sementara Satgas Hilirisasi memastikan koordinasi lintas sektor untuk mengurangi hambatan struktural," tutup Fathul.
Sementara Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, mengatakan mundurnya LGES bisa menjadi peluang bagi perusahaan lain yang ingin berinvestasi di Indonesia.
“Mungkin justru malah ada yang senang. Ini berkaitan dengan persaingan bisnis, mungkin ada pabrikan yang senang karena (LG) tidak jadi masuk akhirnya mengurangi persaingan,” kata Moeldoko di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan saat ini yang terpenting adalah pemerintah menciptakan iklim investasi yang sebaik-baiknya agar investasi di sektor kendaraan listrik terus berkembang.
“Tapi bagi Indonesia saya pikir tetap menciptakan iklim investasi yang sebaik-baiknya,” tambahnya.