Nissan di Ujung Tanduk: Kerugian Terbesar Sepanjang Sejarah, Mampukah Selamat?

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Jum'at, 25 April 2025 | 14:10 WIB
Nissan di Ujung Tanduk: Kerugian Terbesar Sepanjang Sejarah, Mampukah Selamat?
Presiden dan CEO Nissan Motor Corporation Makoto Uchida menghadiri jumpa pers terkait rencana merger Honda - Nissan di Tokyo, Jepang pada 23 Desember 2024. [AFP/Philip Fong]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nissan, salah satu produsen otomotif terbesar dunia, tengah menghadapi krisis finansial yang semakin mengkhawatirkan.

Perusahaan ini diperkirakan akan mencatatkan kerugian bersih sekitar 700-750 miliar yen Jepang, atau setara dengan Rp 82-87 triliun untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret lalu.

Angka ini menjadi kerugian terbesar dalam sejarah Nissan, jauh lebih buruk dibandingkan prediksi awal yang hanya mencapai 80 miliar yen (sekitar Rp 9,37 triliun).

Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai masa depan perusahaan, apakah Nissan mampu bangkit atau justru terancam kolaps.

Berikut rinciannya menurut laporan yang telah dirangkum dari Carscoops.

Akar Masalah

Nissan March EV atau Nissan Micra EV. (Nissan)
Nissan March EV atau Nissan Micra EV, mobil mungil yang . (Nissan)

Kerugian besar ini sebagian besar disebabkan oleh "impairment charges," istilah akuntansi untuk penurunan nilai aset pada laporan keuangan perusahaan.

Nissan mencatatkan beban sebesar ¥500 miliar (Rp 58,59 triliun) untuk wilayah Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, dan Jepang. Selain itu, restrukturisasi yang dilakukan perusahaan juga menambah beban sebesar ¥60 miliar (Rp 7,03 triliun).

Langkah restrukturisasi ini mencakup penutupan pabrik, pengurangan 9.000 tenaga kerja, dan penyederhanaan lini produk.

Baca Juga: GAC Group Pamer Jajaran Mobil Canggih di Shanghai Auto Show 2025, Ada Mobil Tanpa Pengemudi

Tujuannya adalah untuk menghemat lebih dari $2,5 miliar atau setara dengan Rp 42 triliun. Namun, langkah tersebut belum cukup untuk menstabilkan keuangan Nissan yang terus terpuruk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI