Dengan beban utang yang meningkat dan biaya operasional yang tinggi, Nissan berada pada posisi yang sulit.
Meski begitu, Nissan tetap berharap bahwa langkah-langkah efisiensi dan kerja sama dengan mitra potensial seperti Foxconn dapat membantu perusahaan ini bertahan.

Namun, tanpa solusi jangka panjang yang konkret, ancaman kolaps tetap membayangi produsen otomotif yang pernah berjaya ini.
Kondisi keuangan Nissan yang terus memburuk menjadi peringatan serius bagi perusahaan untuk segera menemukan strategi baru yang lebih efektif.
Dengan kerugian terbesar dalam sejarahnya, masa depan Nissan tergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan teknologi.
Apakah Nissan mampu bangkit atau justru akan menjadi cerita lain dari kejatuhan raksasa otomotif? Waktu yang akan menjawab.