Suara.com - Meski tengah diterpa tantangan keuangan, Nissan tetap membuktikan diri mampu melahirkan produk EV kompetitif. Salah satu contohnya adalah Nissan N7, mobil listrik sedan ukuran sedang yang dikembangkan khusus untuk pasar China.
Desainnya tajam, harganya bersahabat, dan penjualannya sukses mengangkat pamor Nissan di segmen mobil ramah lingkungan.
Kini, Nissan bersiap mengekspor N7 ke berbagai pasar internasional, meski Amerika Serikat belum masuk daftar tujuan.
Langkah ini diambil lewat kerja sama dengan Dongfeng Motor Group, mitra lokal Nissan di China, melalui pembentukan entitas baru bernama perusahaan ekspor mobil dengan modal 1 miliar yuan, 60% dari Nissan dan sisanya dari Dongfeng.
Target Kawasan: Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga Eropa
Meskipun belum mengumumkan secara resmi negara tujuan ekspor, laporan dari media China menyebutkan Nissan berencana membawa N7 ke Asia Tenggara, Timur Tengah, dan potensi besar juga mengarah ke Eropa atau Australia.
Kebutuhan global terhadap EV buatan China memang meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Mobil seperti N7 yang memiliki harga terjangkau dan tampilan elegan bisa jadi daya tarik tersendiri di pasar yang belum sepenuhnya jenuh oleh EV premium.

Hal menarik dari N7 adalah bahwa mobil ini dibangun di atas platform Dongfeng eπ 007, alias bukan murni hasil pengembangan internal Nissan.
Dengan langkah ini, Nissan sukses memangkas jutaan dolar biaya R&D, dan konsumen global diperkirakan tidak akan terlalu peduli, apalagi kalau kualitasnya tetap terjaga.
Baca Juga: APAR Jadi Fitur Standar di Mobil Listrik, Pahami Cara Menggunakannya
Strategi serupa juga diambil Mazda lewat EZ-6 (atau 6e di Eropa), yang berbasis pada Changan Nevo A07. Artinya, pendekatan berbagi platform lintas merek mulai jadi tren baru demi efisiensi.
Kendala Teknologi AI China
Satu tantangan yang harus diselesaikan sebelum ekspor N7 dilakukan adalah soal perangkat lunak yang berbasis kecerdasan buatan China. Beberapa negara membatasi penggunaan AI asal China karena faktor regulasi dan privasi.
Nissan pun sudah mengambil langkah dengan menggandeng pengembang lokal IAT Automobile Technology, yang akan merancang perangkat lunak versi internasional yang sesuai dengan regulasi global.
Hal ini mencerminkan keseriusan Nissan dalam merambah pasar luar China, tidak sekadar menyalin produk dari dalam negeri.
Ada Potensi Varian Lain Ikut Diekspor

Selain N7, rumor menyebutkan model lain seperti Nissan Z9 (EV) dan Frontier Pro (plug-in hybrid) juga masuk kandidat ekspor. Jika benar, maka pilihan kendaraan elektrifikasi dari Nissan akan semakin lengkap dan bervariasi, dari sedan, SUV hingga truk menengah.
Nissan N7 hadir sebagai wajah baru dari strategi EV yang lebih efisien dan global. Meski dibangun di atas mobil China, kualitas dan performanya tetap mengundang antusiasme.
Jika masuk ke pasar Asia Tenggara seperti Indonesia, mobil ini bisa jadi pesaing tangguh bagi merek Jepang yang selama ini dominan, tentu dengan harga yang lebih bersahabat dan tampilan yang tak kalah futuristik.
Dengan jejak awal yang sukses di China dan strategi ekspor yang mulai disiapkan, N7 bisa jadi batu loncatan Nissan untuk bangkit kembali di era elektrifikasi.