3. Turunkan Kecepatan: Fokus Peta, Bukan Ngebut
Saat menjadikan aplikasi navigasi sebagai pemandu utama, lupakan sejenak hasrat untuk memacu kecepatan.
Ingat batas aman. Jaga kecepatan konstan di bawah 40 km/jam.
Kamu tidak hanya perlu fokus pada jalan, tapi juga sesekali melihat layar navigasi, ditambah lagi kamu belum tentu mengenal medan jalan yang akan dilewati.
![Ilustrasi Google Maps. [Unsplash/henry perks]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/02/73829-ilustrasi-google-maps.jpg)
4. Jaga Jarak Aman, Bukan Cuma Sama Mantan
Jarak aman adalah bantalan keselamatanmu di jalan.
Saat melaju dengan kecepatan 40 km/jam, pastikan jarak dengan kendaraan di depan minimal 30 meter.
Hindari berkendara sejajar persis di belakang kendaraan lain. Geser sedikit posisi motormu ke kiri atau kanan untuk mendapatkan visibilitas lebih baik dan ruang untuk menghindar dari bahaya mendadak.
5. Percaya Warga Lokal: Google Maps Nggak Selalu Benar
Baca Juga: Tak Bikin Rugi, Ini 5 Motor Baru dengan Harga Bekas yang Tetap Stabil
Teknologi secanggih apapun pasti punya kelemahan.
Aplikasi seringkali mengarahkan ke jalur tercepat tanpa mempertimbangkan kondisi jalan, seperti gang sempit, jalan rusak, atau bahkan portal tertutup.
Jika merasa ragu dengan rute yang ditunjukkan, jangan sungkan untuk berhenti dan bertanya kepada warga sekitar. Mereka adalah "database" paling akurat untuk kondisi jalanan lokal.
Iqbal menekankan bahwa fokus adalah kunci utama dalam berkendara.
“Aplikasi navigasi memang sangat membantu kita saat touring atau bepergian jauh menjelajahi lokasi-lokasi baru. Namun demikian setiap penggunanya harus tetap fokus saat berkendara. Karena tujuan utama kita berkendara adalah untuk selamat sampai tujuan,” pungkas Community Development & Safety Riding Supervisor Muhammad Ali Iqbal.
Jadi, manfaatkan teknologi dengan bijak tanpa membuatmu lengah.