- PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia menilai penggunaan etanol pada BBM akan menjadi pilar ekonomi baru.
- Mobil-mobil Toyota sudah siap menggunakan BBM campur etanol bahkan hingga kadar 20 persen.
- Toyota mengatakan kewajiban etanol akan mensejahterakan petani.
Suara.com - Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyambut positif rencana pemerintah mewajibkan campuran etanol 10 persen di BBM.
Bob, saat ditemui di Karawang, Jawa Barat, pekan ini mengatakan, regulasi BBM campur etanol nantinya bisa memberikan dampak positif khususnya bagi petani bahan baku campuran tersebut, seperti tebu dan singkong.
“(Petani) Tebu, jagung, cassava, sorghum. Itu kalau bisa berkembang baik, itu bisa menjadi pilar kedua pertumbuhan ekonomi kita setelah sawit. Jadi ada multiplier effect-nya,” kata Bob, Kamis (8/10/2025).
Lebih lanjut, Bob mengatakan, petani memang menjadi bagian yang sangat terdampak jika kebijakan ini benar-benar serius diimplementasikan.
Dengan meningkatnya permintaan etanol dari bahan baku utama Indonesia seperti tebu hingga jagung, maka petani diharapkan bisa mendapatkan pendapatan yang meningkat pula.
“Karena etanolnya itu dari petani. Jadi kalau misalnya demand-nya naik, income petani juga naik. Cuma mungkin kita belum begitu banyak petaninya (yang fokus ke pembuatan etanol),” kata Bob.
“Ke depan, kalau misalnya banyak petani yang sudah berubah hasil petaninya menjadi etanol ini justru bisa menjadi positive cycle,” ujarnya menambahkan.
Adapun sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menyetujui mandatori campuran E10 untuk BBM dalam rangka mengurangi emisi karbon dan ketergantungan impor BBM.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun menyatakan mobil-mobil di Indonesia sudah kompatibel dengan kandungan etanol dalam BBM hingga 20 persen.
Baca Juga: BBM Etanol Heboh? Suzuki Siap Pamer Fronx dan Gixxer SF 250 yang Aman Tenggak 85 Persen Etanol
Meskipun mobil-mobil di Indonesia sudah kompatibel dengan kandungan etanol di dalam BBM hingga 20 persen, Indonesia masih menganut campuran etanol sebesar 5 persen.
Sedangkan, di negara-negara lain, kandungan etanol di dalam BBM sudah lumrah ditemukan, bahkan hingga 20 persen seperti di Amerika Serikat.
“Kalau brand Toyota itu (sudah kompatibel dengan campuran) E20. Mungkin brand yang lain (sudah kompatibel dengan) E10. Jadi aman,” kata Bob.
Seiring dengan rencana aturan E10 ini, dia menilai penting juga bagi masyarakat dan industri untuk beradaptasi dengan bahan bakar dan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
“Jadi jangan teknologi yang menyesuaikan sama mobil tua di jalan, (nanti) kita ketinggalan teknologi (yang lebih baru). Justru kita harus berevolusi menjadi kendaraan-kendaraan yang adaptif terhadap future bahan bakar,” ujar Bob menambahkan.