Nggak Semua Laris bak Kacang Goreng, Mobil BYD Satu Ini Malah Ditarik dari Pasaran

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Rabu, 03 September 2025 | 12:56 WIB
Nggak Semua Laris bak Kacang Goreng, Mobil BYD Satu Ini Malah Ditarik dari Pasaran
BYD Shark resmi diperkenalkan di Meksiko (BYD)

Suara.com - Pasar otomotif memang penuh kejutan. Di satu negara, sebuah model bisa laris manis, sementara di negara lain justru sepi peminat. Itulah yang dialami BYD Shark 6, mobil pikap plug-in hybrid (PHEV) yang baru saja dibatalkan peluncurannya di Thailand karena minimnya permintaan.

Padahal, debutnya di ajang Bangkok International Motor Show 2025 sempat mencuri perhatian. BYD Auto (Thailand) bahkan sudah membuka pemesanan dengan harga mulai sekitar 857 juta rupiah, dan menargetkan perakitan lokal pada 2026.

Namun, dari target batch awal 500 unit, hanya 153 yang dipesan. Angka ini cukup untuk membuat BYD memutuskan menghentikan rencana penjualannya di Negeri Gajah Putih, menurut laporan Autobuzz.

Kontras dengan Pasar Australia

Kondisi ini berbanding terbalik dengan Australia. Di sana, BYD Shark 6 disambut begitu antusias hingga situs pemesanan sempat tumbang karena lonjakan pengunjung.

Dengan harga mulai AUD 57.900 (sekitar 618,5 juta rupiah), model ini dinilai kompetitif dibanding rivalnya, apalagi menawarkan tenaga dan fitur lebih lengkap.

Yang membuat situasi di Thailand makin menarik adalah fakta bahwa pikap biasanya sangat populer di negara tersebut. Namun, entah karena faktor harga, citra merek, atau preferensi pasar, Shark 6 gagal menarik minat konsumen lokal.

Spesifikasi Singkat BYD Shark 6

BYD Shark 6 PHEV (CarnewsChina)
BYD Shark 6 PHEV (CarnewsChina)

Secara teknis, Shark 6 punya modal yang tidak main-main. Sistem PHEV-nya menggabungkan mesin bensin turbo 1.5 liter dengan dua motor listrik, menghasilkan total tenaga 436 hp. Akselerasi 0–100 km/jam hanya 5,7 detik—angka yang setara atau bahkan melampaui beberapa pikap bermesin besar.

Baca Juga: BYD Luncurkan Denza D9 Baru: Jarak Tempuh Lebih Jauh, Harga Makin Murah

Baterai LFP 29,58 kWh yang dibawanya memberi jarak tempuh murni listrik hingga 100 km (NEDC). Pengisian cepat DC 40 kW memungkinkan isi daya dari 30% ke 80% hanya dalam 20 menit. Dalam mode hybrid, konsumsi bahan bakarnya diklaim 7,5 liter/100 km, dengan jarak tempuh gabungan mencapai 840 km. BYD bahkan menyebut performanya setara mesin V6 twin-turbo diesel, kemungkinan merujuk pada Ford Ranger Raptor.

Dampak ke Pasar Lain

Pembatalan di Thailand memunculkan tanda tanya soal rencana BYD membawa Shark 6 ke Malaysia, yang sebelumnya sempat diisyaratkan. Jika jadi masuk, model ini bisa menjadi pikap PHEV pertama yang dijual resmi di sana. Namun, hasil di Thailand tentu menjadi pertimbangan serius, mengingat karakter pasar ASEAN yang punya kemiripan selera.

Pelajaran dari Kasus Shark 6

Kisah BYD Shark 6 di Thailand menunjukkan bahwa spesifikasi mumpuni dan teknologi canggih belum tentu menjamin kesuksesan penjualan. Faktor harga, persepsi merek, dan kesiapan pasar terhadap teknologi baru seperti PHEV di segmen pikap sangat memengaruhi keputusan konsumen.

Bagi BYD, kegagalan ini mungkin hanya langkah mundur sementara. Pasar lain seperti Australia membuktikan bahwa Shark 6 punya potensi besar jika diposisikan dengan tepat. Namun, untuk kawasan seperti Asia Tenggara, strategi pemasaran dan penentuan harga tampaknya perlu disesuaikan agar tidak bernasib sama seperti di Thailand.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?